Mohon tunggu...
Andreas Prasadja
Andreas Prasadja Mohon Tunggu... profesional -

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama pada AP Snoring & Sleep Disorder Clinic serta Sleep Disorder Clinic - RS. Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine www.andreasprasadja.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Twitter Untuk Mengamati Irama Mood Sesuai Irama Jam Biologis

6 Desember 2011   03:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:46 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para peneliti dari Cornell University menggunakan Twitter untuk mengamati perilaku dan mood 2,4 juta manusia di 84 negara selama dua tahun. Hasilnya, semua orang memulai hari dengan mood yang positif. Namun dengan berjalannya waktu, keceriaan ini akan menurun.

Dari pesan-pesan yang diterbitkan jutaan orang di twitter, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku manusia dipengaruhi suatu irama khusus. Irama yang sejalan dengan ritme tidur dan aktivitas yang biasa dikenal dengan sebutan irama sirkadian atau jam biologis. Selain itu irama emosi juga dipengaruhi faktor luar seperti pekerjaan dan cahaya. Secara kompleks semua berpadu membentuk siklus emosional seperti semangat, antusiasme, gembira, stres, tertekan dan sedih.

Para peneliti sudah lama mengetahui adanya irama ini. Tapi selama ini, mereka tak punya alat untuk mengamati ritme emosi secara terinci setiap jamnya dan pada populasi yang luas. Dahulu semua hanya dilakukan pada skala kelompok orang yang sedikit dan untuk waktu yang singkat  saja. Berkat jejaring sosial, semua itu berubah. Jika dulu keberadaan irama emosi hanyalah keniscayaan saja, kini sudah terbukti bahwa siklus mood dan perilaku berdasarkan jam biologis nyata ada dan terdapat pada populasi luas terlepas dari latar belakang budaya.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal SCIENCE ini mendapati ada dua puncak emosi positif. Yaitu di pagi hari dan di sekitar tengah malam. Disimpulkan bahwa tekanan pekerjaan atau aktivitas turut berperan disini. Tweet-tweet positif juga didapati melimpah di akhir pekan. Hanya saja terjadi pergeseran di pagi hari. Di akhir pekan pesan-pesan positif mencapai puncak lebih siang 2 jam dibanding hari biasa. Mungkin ini menandakan bahwa orang-orang bangun lebih siang di akhir pekan.

Sementara efek cahaya juga tampak memengaruhi mood seseorang. Di negara-negara dengan perubahan pola cahaya harian tampak perbedaan suasana emosi. Di hari-hari dimana siang hari lebih panjang, pesan twitter tampak lebih positif. Sebaliknya di hari-hari dengan malam atau gelap yang lebih panjang, mood orang pun cenderung 'mendung'.

Demikian juga dengan irama tidur dan aktivitas. Dengan penelitian yang tampak sederhana di mata awam ini, para ahli mendapatkan wawasan baru dalam meneliti kompleksitas perilaku manusia dan hubungannya dengan pola tidur serta gangguannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun