Mohon tunggu...
Prasetiansyah
Prasetiansyah Mohon Tunggu... -

"Let it flow".. "Practice makes perfect".

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sejarah Jurnalistik "Generasi 1, 2 dan 3"

24 Maret 2016   00:07 Diperbarui: 31 Maret 2016   14:47 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sejarah Jurnalistik

1. Generasi Pertama

Awal mulanya muncul jurnalistik dapat diketahui dari berbagai literatur tentang sejarah jurnalistik senantiasa merujuk pada “Acta Diurna” pada zaman Romawi Kuno masa pemerintahan kaisar Julius Caesar (100-44 SM). “Acta Diurna”, yakni papan pengumuman (sejenis majalah dinding atau papan informasi), diyakini sebagai produk jurnalistik pertama; pers, media massa, atau surat kabar harian pertama di dunia.

Julius Caesar pun disebut sebagai “Bapak Pers Dunia”. Sebenarnya, Caesar hanya meneruskan dan mengembangkan tradisi yang muncul pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi. Saat itu, atas perintah Raja Imam Agung, segala kejadian penting dicatat pada “Annals”, yaitu papan tulis yang digantungkan di serambi rumah. Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya.

Penyebaran informasi tertulis maju pesat sejak mesin cetak pertama ditemukan oleh Johan Guttenberg pada 1450. Koran cetakan yang berbentuk seperti sekarang ini muncul pertama kalinya pada 1457 di Nurenberg, Jerman. Salah satu peristiwa besar yang pertama kali diberitakan secara luas di suratkabar adalah pengumuman hasil ekspedisi Christoper Columbus ke Benua Amerika pada 1493.

Pelopor surat kabar sebagai media berita pertama yang bernama “Gazetta” lahir di Venesia, Italia, tahun 1536 M. Saat itu Republik Venesia sedang perang melawan Sultan Sulaiman. Surat kabar cetak yang pertama kali terbit setiap hari adalah Oxford Gazzete di Inggris tahun 1665 M. Surat kabar ini kemudian berganti nama menjadi London Gazzette dan ketika Henry Muddiman menjadi editornya untuk pertama sekali dia telah menggunakan istilah “Newspaper”.

Dan di Indonesia saat ini ada berbagai macam surat kabar, seperti koran kompas, koran wartakota, dan masih banyak lagi surat kabar lainya. Dan walaupun sudah ada media digital, TV, dll, koran masih tetap menjadi pilihan banyak orang, mulai dari kelas bawah hingga kelas atas untuk menemani minum kopi di pagi hari, walaupun sangat sedikit persentase orang yang berlangganan Koran.

2. Generasi Kedua

Jika surat kabar cetak pertama muncul pada abad ke 17, lain dengan halnya media radio, media ini di temukan pada awal abad ke 20 oleh seorang berkebangsaan Italia, Guglielmo Marconi, tepatnya tahun 1874. Melalui berita radio itulah ia berhasil menyelamatkan nyawa banyak orang sebelum tenggelamnya kapal SS Republik di tangah laut tahun 1909. Penemuannya ini dapat mengatasi jarak dan waktu. Dan peristiwa hari ini dapat di ketahui beritanya saat ini juga melalui radio. Dengan demikian ada istilah jurnalisme radio (radio jurnalisme atau broadcasting journalisme).

D Indonesia, perkembangan dunia radio dimulai dengan hobi beberapa pemuda Indonesia dalam dunia elektronika sehingga mereka membuat pemancar radio. Pemancar-pemancar radio ini tersebar di beberapa kota, dan dijadikan forum komunikasi pemuda khususnya dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Bahkan ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 stasiun Radio Republik Indonesia (RRI) yang mengumandangkannya dari berbagai kota dan sebenarnya adalah stasiun radio milik pribadi para pemuda itu. Akhirnya karena jiwa patriotisme dan kecintaan pada dunia elektronika, maka dibentuklah Radio Republik Indonesia (RRI) yang kita kenal hingga kini. Kemudian seiring dengan berjalanya waktu, beragam stasiun radio pun hadir di Indonesia, seperti PRAMBORS RADIO, GLOBAL RADIO, MUSTANG RADIO.

Dan pada saat teknologi televisi muncul, yaitu pada akhir 1940-an dan meledak pada tahun 1950-an, sedangkan di Indonesia pada tahun 1962, kedudukan radio mulai sedikit demi sedikit digantikan oleh televisi. Pada masa awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Pada akhir 1920-an, sistem pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja telah dikembangkan, dimana semua sistem televisi modern menerapkan teknologi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun