Kita kenal bahwa superman adalah manusia super atau bukan manusia biasa. Para pencari berita yang kita sering sebut sebagai wartawan ini tampaknya memang manusia-manusia pilihan (superman). Tidak bisa dipungkiri, bahwa hampir semua berita yang kita dengar dan lihat setiap hari bahkan setiap detiknya merupakan usaha atau kerja keras dari para pencari berita ini. Dalam berbagai media massa baik media cetak ataupun elektronik dapat dengan mudahnya kita mengakses berita apapun, kapanpun dan dimanapun.
Para wartawan indonesia adalah “orang-orang ajaib,” pernyataan penyair Taufik Ismail dalam salahsatu seminar tentang informasi yang diselenggarakan di Jakarta pada 9 April 2002. Mereka juga tidak pernah belajar membaca dan mengarang secara serius seperti dibanyak negara lain. Namun, luarbiasanya mereka bisa menulis berita “demikian banyak dan panjangnya”. Hanya “manusia ajaib” yang dapat melakukanya, tutur sang penyair. Budaya membaca dan menulis dinegara lain lebih tinggi daripada di negeri kita ini, seperti di Rusia. Di Rusia, para pelajar SMU dibebankan untuk membaca dan membahas 12 judul karya sastra, sedangkan di negeri kita budaya seperti itu masih belum maksimal atau bahkan belum ada.
Akan tetapi, dari sebagaian kekurangan dan kelemahan pers dari negeri kita ini, harus diakui sudah banyak media massa yang melahirkan para wartaman yang profesional apalagi di kota-kota besar yang tersebar di penjuru negeri. Pengalaman dari tahun ke tahun semoga menjadi pelajaran yang berharga bagi para generasi muda, para elite intelektualis dan semua elemen yang ingin mengalami kemajuan negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H