Berbeda dengan pendapat W.B. Saunders bahwa karakter itu adalah sifat nyata, berbeda dan dapat diamati oleh individu, yang artinya karakter dapat ditunjukkan pada masing-masing orang, karena sifat dan karakter yang dimiliki setiap individu itu tidak sama dan dapat terlihat sehingga dapat dikatakan berbeda. Menurut  ( Ditjen Mandikdasmen -- Kementerian Pendidikan Nasional) Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Dengan penjelasan dari beberapa ahli seperti tersebut di atas artinya bahwa kepribadian manusia adalah bawaan sejak lahir. Setiap manusia itu dilahirkan dengan masing-masing kepribadian yang berbeda dan unik. Kepribadian yang terbentuk dalam kandungan tersebut tergantung sepenuhnya oleh si ibu yang mengandungnya. Setelah lahir dan dewasa kepribadian akan terbentuk dengan jelas, semua kepribadian yang baik ataupun buruk orang tualah yang sangat berperan penting dalam mendidiknya.
Penulis sendiri sebagai seorang ibu dari dua anak laki-laki, bahwa memang benar sejak dalam kandungan masing-masing anak telah menunjukkan perilaku dan respon yang berbeda, baik terhadap aktifitas ibu maupun gejolak perasaan sang ibu. Perbedaan aktifitas bayi dalam kandungan inilah yang sangat berkesan bagi para ibu. Maka sudah menjadi jawaban tersendiri bahwa perbedaan itu akan berlangsung sampai anak menjadi besar dan dewasa. Setiap anak akan berbeda-beda sifatnya antara yang satu dengan yang lainnya. Anak yang kembarpun tetap ada perbedaannya walaupun hanya sedikit.
Ada sebuah cerita kisah nyata yaitu peserta didik yang sehari-harinya bersama dengan sang Kakek, karena Ibu dari anak tersebut bekerja pulangnya sore, sedangkan Bapaknya bekerja di luar kota. Kebetulan anak itu sangat dimanja oleh Kakeknya. Maklum sudah menjadi fakta kalau Kakek dan Nenek itu lebih sayang cucu dari pada anaknya sendiri. Dengan memanjakan cucu yang berlebihan akhirnya akan merugikan sang cucu itu sendiri. Â Walaupun dalam kondisi serba ada., seharusnya mendidik anak tidak terlalu dimanja karena akibatnya anak akan rugi sendiri.
 Dengan adanya cerita tersebut kalau dilihat dari perilaku adalah dari keluarga berada. Meskipun demikian setidaknya mereka mempunyai pilihan dan harapan. Pilihannya adalah bagaimana akan semakin memperhatikan pendidikan anak dengan cara menanamkan  sikap, sifat yang positif dan membangun.
Harapannya tentunya sesuatu yang baik, dengan memulai mempraktekkan cara berpikir dan bersikap yang positif, juga berpikiran maju dan kreatif serta berkepribadian baik. Semakin baik sikap seseorang maka akan dikatakan orang dengan karakter baik, sebaliknya semakin tidak baik sikap seseorang maka akan dikatakan orang dengan karakter yang tidak baik.
Dengan penjelasan seperti tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Orang Tua memang benar-benar menjadi peranan penting bagi anak-anak di saat ini. Harapan penulis semoga Guru, Orang Tua dan Peserta Didik tidak merasa bosan apalagi putus asa sehingga berakhir dengan tidak menghasilkan apapun. Tetap mengikuti aturan yang berlaku, dalam hal ini aturan yang dibuat.
Orang Tua selalu mendampingi anak-anaknya dengan penuh kesabaran, ketelatenan dan kedisiplinan. Pembentukan karakter pada dasarnya ialah mendorong lahirnya anak-anak yang baik dengan tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik akan mendorong anak untuk tumbuh dengan kapasitas komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar serta memiliki tujuan hidup. Masyarakat juga beperan dalam membentuk karakter anak melalui Orang Tua dan lingkungan.
Yang perlu dilakukan Orang Tua dalam rangka pembentukan perilaku akhlak yang baik pada anak anaknya adalah memberikan keteladanan. Selain itu juga memperhatikan: 1) Pahami kemampuan dan kesenangan anak dalam melakukan aktivitas. 2) Melibatkan diri dalam keinginan dan kebutuhan anak terlebih dahulu. 3) Memberikan informasi yang jelas kepada anak.
Adapun dampak dari pendidikan karakter yaitu: Nilai karakter berpengaruh terhadap prestasi akademik dan perubahan sikap pada peserta didik. Dalam hal ini peran Orang Tua dan Guru sangat penting karena keberhasilan pendidikan karakter tergantung bagaimana cara kedua belah pihak saling bekerja sama agar tercapai tujuan pendidikan karakter yang baik.
Di zaman modern ini pendidikan karakter dibutuhkan tidak hanya di sekolah, namun perlu diterapkan di rumah. Orang Tua menjadi faktor utama untuk membentuk karakter peserta didik karena Orang Tua merupakan tempat pendidikan pertama atau mendasar bagi seorang anak. Orang Tua juga orang pertama yang mengenal dan memahami sifat baik dan buruknya anak. Merekalah yang tahu bagaimana karakter anak tersebut.