Mohon tunggu...
Prapasta RSG
Prapasta RSG Mohon Tunggu... -

By Race I am Sundanese By Grace I am Christian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam Menjadi Penangkal LGBT di Indonesia?

8 Juli 2015   11:59 Diperbarui: 4 Februari 2016   08:09 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kemarin di gereja aku mendengar sebuah pernyataan yang menarik dari seorang pendeta besar yang sedang berkhotbah di atas mimbar.

Kisahnya, beliau sedang berada di Amerika Serikat, saat itu terjadi dialog dengan beberapa tokoh gereja di sana. Karena kalangan gereja sedang galau atas keputusan yang melegalkan pernikahan sejenis.

Peraturan gereja  tersebut menyebutkan bahwa pernikahan hanya bisa dilakukan oleh pria dan wanita. Dengan adanya peraturan lebih tinggi yang melegalkan pernikahan sejenis, maka peraturan gereja tersebut bisa digugurkan.

Gereja di Amerika Serikat tersebut di atas adalah aliran Pentakosta yang meyakini bahwa LGBT adalah penyimpangan dan merupakan kekejian bagi Tuhan, suatu dosa besar. Namun, karena sudah dilegalkan apabila mereka menolak perkawinan sejenis gereja bisa saja didenda dan atau pendetanya dipenjarakan.

Salah seorang tokoh gereja di atas bertanya kepada pendeta dari Indonesia; Bagaimana situasi LGBT di Indonesia? Akankah berakhir seperti di Amerika Serikat?

Pendeta tadi menjawab; LGBT di Indonesia pun cukup marak. Namun kami mempunyai keyakinan bahwa penyebaran LGBT atau legalisasi pernikahan sejenis tidak akan terjadi karena adanya Islam di Indonesia. Heleluya.

Islam sebagai agama mayoritas di tanah air yang budayanya sudah mendarah daging di setiap insan bangsa ini. Walau saat ini tengah “digempur” faham radikal dari luar terhadap penganut Islam Nusantara, namun para penganutnya semakin tersadarkan untuk menjadi umat yang menampilkan citra Islam yang rahmatan lil alamin.

Menyoal kasus LGBT, di dalam Al-Qur’an Surah An-Naml : 54-58 menyatakan:

Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia Berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah[1101] itu sedang kamu memperlihatkan(nya)?”

”Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)”.

Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: “Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; Karena Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (menda’wakan dirinya) bersih[1102]”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun