Mohon tunggu...
Prairi Nur Khoirunisa
Prairi Nur Khoirunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tugas or something

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Studi Islam: Tekanan Sosial dan Moral Individu di Tengah Era Modern

13 Oktober 2024   15:07 Diperbarui: 13 Oktober 2024   15:27 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era modern, tekanan sosial menjadi salah satu tantangan yang paling signifikan bagi individu, terutama bagi generasi muda. Tekanan sosial di era modern telah berkembang menjadi masalah yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan manusia. Berbagai faktor seperti globalisasi, media sosial, perubahan budaya, dan tuntutan gaya hidup telah menciptakan ekspektasi dan standar baru yang sering kali memicu kecemasan, stres, serta krisis identitas.

Dalam konteks ini, studi Islam memiliki pandangan tersendiri, dalam menghadapi berbagai permasalahan tersebut. Salah satu isu utama adalah ketidaksesuaian antara ajaran agama dan realitas sosial yang berkembang. Banyak individu merasa terjebak antara keinginan untuk mematuhi ajaran Islam yang kaku dan tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial yang lebih liberal. Ketidaksesuaian ini dapat menciptakan kebingungan terutama di kalangan remaja, yang sering kali mengalami krisis identitas akibat tekanan untuk memenuhi ekspektasi sosial.

Di samping itu, perbedaan pemahaman tentang konsep kebebasan dalam Islam juga menambah kesalahpahaman pada masalah ini. Sering kali, terjadi ketidaksesuaian antara generasi yang lebih tua dan generasi muda dalam menafsirkan kebebasan. Ketidaksesuaian ini dapat memicu konflik antara nilai-nilai tradisional dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan dunia modern. Hal ini menambah tantangan antar berbagai generasi.

Komunitas Islam, meskipun berperan penting dalam memberikan dukungan, juga sering kali memiliki keterbatasan. Pendekatan komunitas terkadang tidak mencakup semua aspek masalah sosial yang dihadapi individu, seperti kesehatan mental, pendidikan, dan ekonomi. Hal ini dapat mengurangi efektivitas dukungan yang diberikan. Di sisi lain, banyak individu yang merasa ragu untuk mencari bantuan profesional dalam mengatasi masalah sosial atau kesehatan mental karena takut akan stigma atau penilaian negatif dari komunitas.

Media sosial pun turut memengaruhi nilai-nilai agama. Dalam dunia yang semakin terhubung, norma dan nilai yang bertentangan dengan ajaran Islam sering kali diperkenalkan melalui media sosial. Tekanan untuk beradaptasi dengan konten dan gaya hidup yang ditampilkan di media sosial dapat mengganggu nilai-nilai moral individu. Akibatnya, banyak yang merasa frustrasi melihat ketidakadilan di masyarakat, yang dapat memicu keraguan terhadap relevansi ajaran Islam dalam konteks sosial yang lebih luas.

Di satu sisi, ajaran Islam tentang keadilan sosial memberikan landasan untuk memahami dan mengatasi ketidakadilan. Namun, sering kali terdapat kesenjangan antara ajaran dan realitas yang ada. Sikap terhadap perubahan sosial yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam juga sering terjadi, meskipun perubahan tersebut mungkin diperlukan untuk menjawab tantangan modern.

Salah satu solusi yang penting adalah pendidikan agama yang mendalam. Kita perlu memperbaharui cara kita mengajarkan nilai-nilai Islam agar lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menyampaikan ajaran Islam dalam konteks yang lebih dekat dengan realitas sosial, individu akan lebih mampu memahami cara menerapkan prinsip-prinsip agama dalam menghadapi tantangan yang mereka hadapi. Diskusi terbuka tentang isu-isu sosial yang relevan akan memungkinkan generasi muda untuk merasakan kedekatan dengan ajaran Islam.

Di samping itu, pendekatan yang fleksibel terhadap ajaran Islam sangat dibutuhkan. Kita perlu memahami bahwa ajaran agama harus dapat beradaptasi dengan konteks sosial yang terus berubah. Dengan cara ini, individu akan dapat menemukan solusi yang relevan untuk tantangan yang mereka hadapi tanpa harus mengorbankan prinsip-prinsip dasar agama.

Pandangan studi Islam, menekankan pentingnya kembali kepada nilai-nilai dasar agama, dukungan komunitas, serta pemahaman yang lebih dalam terhadap ajaran Islam. Dengan pendekatan ini, individu dapat menemukan jati diri mereka dalam konteks yang lebih luas, menciptakan keseimbangan antara kepercayaan agama dan tuntutan sosial yang terus berkembang. Menghadapi krisis identitas bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan landasan yang kuat dari ajaran Islam, individu dapat mengatasi tantangan ini dan menjalani kehidupan dengan nilai-nilai yang mereka anut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun