Cerdas berperilaku adalah keharusan. Di mana bukan hanya ketidakpastian yang mendadak dirasakan oleh hampir seluruh masyarakat. Pun demikian kekhawatiran yang diakbatkan oleh virus tak kasat mata bernama Coronavirus 2019 (Covid - 19) itu. Ditambah lagi belum belum adanya ucapan lugas dari para ahli soal kapan pandemi akan berakhir.Â
Kekhawatiran tersebut tentu bukanlah hal yang tak berdasar. Terlebih dalam rentang beberapa hari data kasus baru terkonfirmasi positif  yang mencapai angka ribuan orang. Realitas itu jelas mencengangkan. Sebab kumulatif angka-angka yang muncul pada data hanya dihasilkan dalam waktu sehari.
Tentu saja peristiwa ini menuntut semua pihak untuk bersikap bijak dalam melihatnya. Bukan hanya sebatas menjaga kesehatan semata tentunya. Demikian pula dalam menjaga pola transaksi perekonomian seharusnya. Sehingga rasa panik yang hinggap di benak banyak warga, tak serta-merta dibarengi dengan aksi borong besar-besaran setumpuk barang kebutuhan pokok. Apalagi sampai harus melakukan penimbunan. Maka bisa dipastikan tindakan tersebut jelas dapat mempengaruhi stabilitas sistem keuangan.Â
Harus diakui, hadirnya Covid-19 yang tak pernah sedikitpun disangka-sangka sebelumnya. Memaksa pemerintah lebih ekstra berpikir keras dalam upaya mensiasatinya. Segala analisa pun dilakukan. Termasuk didalamnya akan potensi anjloknya laju pertumbuhan perekonomian. Mengingat Corona attack telah menyasar segala lini kehidupan. Sudah jelas-jelas bukan hanya menghambat produktivitas para pelaku usaha semata. Hal sama pun dirasakan kalangan masyarakat dilapisan menengah kebawah lainnya.Â
Terganggunya iklim usaha jelas memunculkan penambahan jumlah angka pengangguran. Itu dibuktikan dengan banyaknya perusahaan yang harus mengorbankan sebagian pekerjanya. Lantaran beban operasional yang tak sesuai dengan pendapatan. Alhasil langkah untuk merumahkan karyawan jadi pilihannya. Dengan harapan dapat menjaga keberlangsungan perusahaan. Meski nyatanya beberapa perusahaan terpaksa menutup sumber pendapatannya. Akibat tak berdaya melawan terpaan badai corona.Â
Sebagai langkah awal, dalam melakukan pengukuran stabilitas sistem keuangan negara. Bisa dipastikan pemerintah memiliki indikator-indikator tersendiri. Tentu saja dalam upaya mempertahankan segala kemungkinan terburuk. Sehingga munculah kebijakan Makroprudensial aman terjaga yang diharapkan jadi salah satu jalan keluarnya. Stabilitas sistem keuangan yang jadi tujuan utama kebijakan Makroprudensial dimaksud, tentu memiliki peranan penting terhadap tumbuh kembangnya laju perekonomian ditengah pandemi Covid-19.
Meskipun nantinya belum tentu sepenuhnya langkah dimaksud akan benar-benar berdampak besar pada perubahan arah perekonomian. Paling tidak untuk sementara aparesiasi patut diberikan. Mengingat bukan hanya bangsa ini yang tengah coba melewati keterpurukan. Pun demikian dengan negara-negara lainnya.Â
Maka melalui kebijakan makroprudensial itu pula, setidaknya diharapkan dapat meminimalisir resiko tersendatnnya pergerakan roda perekonomian Indonesia yang tengah berjuang keluar dari kesulitannya. Sebagimana cita-cita semua, kembali bangkit dan bersaing dalam meramaikan kancah kompetisi perekonomian global.Â
Toh pada akhirnya kelak sejarahlah yang akan mencatatkan namanya. Entah itu berupa kemenangan ataupun malah sebaliknya. Maka penting kiranya semua pihak dapat turut serta mengawal langkah Indonesia dalam percepatan mengatasi segala persoalan yang ada. Sehingga bangsa besar ini kembali berdiri seperti mimpi banyak kalangan.
Akhir kata, semoga lekas pulih Indonesiaku!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H