Pura-pura dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti tidak sesunggunya, tampak berbuat tapi sebenarnya tidak berbuat. Dalam pengertian lain Pura-pura menjadi arti dari banyak pura (tempat ibadah umat hindu).Â
Pura-pura Lockdown Bali dalam hal ini bisa menjadi arti keduanya, karena memang ini adalah pura-pura lockdown atau tidak sesunggunya lockdown atau bisa juga memang di bali sedang banyak pura di lockdown. Ini lah Pura-Pura Lockdown Bali.Â
Sejak virus corona merebak di Wuhan,Cina. Bali sudah merasakan efeknya, karena wisatawan asal Cina adalah wisatawan ke dua terbanyak yang berkunjung ke Bali. Efek terasa langsung ke hotel-hotel yang biasanya menjadi basis bagi wisatawan tour Cina, utamanya hotel bintang 3-4. Banyak karyawan hotel itu harus dirumahkan karena memang hotel berusaha mengurangi beban.Â
Tapi masyarakat Bali belum berpikir bahwa Covid 19 akan holiday ke Bali, hal ini dikarenakan pemerintah sama sekali tidak mempersiapkan hal itu. Setelah Covid-19 cek in di Bali dampaknya langsung seketika terasa, efeknya jauh melebihi dampak dari Bom Bali 1 dan Bom Bali 2.Â
Efeknya benar-benar menusuk sampai ke semua lini perekonomian di Bali. uang dolar yang biasanya berhamburan di pantai Kuta mendadak hilang. Kegembiran para tamu di bar dan diskotik mendadak sunyi, bahkan mungkin sekarang hanya para dedemit yang disko di diskotik.Â
Pemerintah Bali di desak segera melakukan tindakan pencegahan, namun lambatnya keputusan pusat membuat pemerintah Bali juga hanya menunggu, satu partai satu hati mungkin begitu. setelah ada WNA meninggal baru terlihat keseriusan menghadapi Covid 19, namun kembali semua hanya himbauan.Â
Himbauan itu bagi penulis seperti hasil tanpa isi. Himbauan ini dan itu, mendapat desakkan dari masyarakat para bupati dan walikota di Bali serentak menutup objek-objek pariwisata mereka, Gianyar dan Badung yang menjadi sentral objek-objek wisata segera menutupnya.Â
Beberapa isu Bali dikarantina sudah beredar di masyarakat, bahkan saat Nyepi semua larangan keramaian saat nyepi di lakukan dan masyarakat ikuti, ogoh-ogoh jutaan rupiah yang dibuat masyarakat pun hanya bisa dilihat tanpa bisa diarak seperti tahun-tahun sebelumnya. ditambah lagi himbauan gubenur setelah hari raya nyepi masyarakat diharapkan diam dirumah, masyarakat ikuti semua itu, desa adat di bali menjadi garda terdepan saat itu, akhirnya nyepi menjadi dua hari dirasakan masyarakat Bali.Â
Penyebaran di Bali terus bertambah, dan sekarang sudah menyampai angka 45 (6/3), pertambahan yang terus ini membuat masyarakat resah, karena pemerintah dirasa lambat. Masyarakat Bali sudah ikuti aturan untuk diam dirumah, hanya ternyata para pendatang bebas masuk ke Bali.Â
Kemarahan masyarakat ini memang wajar karena mereka percuma merasa pemerintah kurang tegas. Status mayarakat di sosial media yang menyerang para pemimpinnya pun banyak. Gubenur adalah sasaran utamanya, karena dirasa kurang tegas. Hal ini membuat Gubenur sempat marah karena beberapa elit politik juga ikut mengoreng masalah ini.Â
Gubenur Bali bersurat ke pemerintah pusat agar membatasi orang masuk ke Bali, jadi hanya KTP bali yang boleh masuk, tapi kembali lagi ini hanya sekedar himbauan dari Gubenur Bali yang hanya lewat begitu saja. Sehari saja masyarakat Bali diberikan rasa senang karena ada aturan ketat setelah itu aturan itu hilang lagi. Kembali lagi faktor ini dan faktor itu, satu partai satu hati.Â