Mohon tunggu...
adi pranata
adi pranata Mohon Tunggu... Akuntan - Pranata

hanya pemulung kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jika Saya SBY

5 Juni 2019   06:45 Diperbarui: 5 Juni 2019   08:00 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa hari ini, layar kaca kita dihiasi dengan gambar wajah Susilo Bambang Yudhoyono yang kita lebih kenal sebagai pak SBY, presiden ke 6 Indonesia ini sedang berduka, karena istri tercinta beliau telah berpulang. 

Ibu Ani adalah sosok belahan hati SBY yang sudah menemani beliau melewati masa-masa suka dan duka. Wajar jika SBY yang memang begitu tampak mencintai ibu Ani merasa bersedih. 

Namun seperti biasa netizen adalah hakim yag kejam, bayak Netizen yang simpati dan mendukung SBY melewati masa sulit ditingal oleh istri tercintanya. namun banyak juga netizen yang mencibir nya, dengan mengatakan SBY terlalu lebay, seorang jendral yang lebay karena menangis seperti wanita. Ya sekali lagi netizen adalah hakim ilegal yang kejam, mari sekali-sekali kita memposisikan diri di posisi SBY. 

Jika saya menjadi SBY.... 

Memposisikan diri sebagai SBY tentu sangat sulit karena perasaan SBY yang begitu mendalam dengan ibu Ani, kesedihan mendalam begitu nampak dari wajah SBY. walau dia menyandang 4 bintang di pudak nya namun SBY juga manusia, akan sedih jika kehilangan belahan jiwanya. SBY adalah prajurit yang cerdas dan ahli strategi, namun SBY juga seorang suami yang begitu mencintai istrinya. 

Bayangkan bagaimana anda kehilangan orang yang sudah menemani anda melewati masa-masa sulit, selama 43 tahun dia mendukung kita dalam setiap langakah kita, dia meninggalkan kehidupan berkecukupannya untuk menjadi istri seorang prajurit perwira pertama yang berasal dari keluarga biasa-biasa saja. 

Dari ini saja kita bisa bayangkan bagaimana cinta seorang Ibu Ani ke pak SBY, Ibu Ani adalah putri dari seorang jendra yang pada jaman nya sangat disegani, putri Sarwo Edhie Wibowo ini memilih SBY dan meninggalkan cita-cita nya menjadi dokter. 

Cinta nekat SBY pun luar biasa, berani melamar putri seorang jendral, yang mana ayah SBY hanya seorang tentara desa dengan pangkat rendahan. Kita bisa bayangkan cita mereka yang sangat kuat, mereka siap berkorban demi pasanganya. apa disaat seperti ini kita masih mempertanyakan bagaimana perasaan kita di tinggalkan oleh pasangan kita pergi selamanya? 

Selama 43 tahun ibu Ani menjaga SBY, boleh saja SBY adalah seorang prajurit dengan prestasi terbaik, ahli strategi dan cerdas. Namun dia boleh kuat dan ahli dalam bidang militer, namun dalam bidang rumah tangga Ibu Ani adalah ahlinya. 

Sebagai istri seorang prajurit perwira pertama tentu gaji nya tidak seberapa, Gaji kecil seorang tentara membuat ibu Ani mencari tambahan untuk uang dapur dengan berjualan ES dari bahan susu yang di dapat dari susu jatah SBY menjadi tentara. 

Di sini tentu kita melihata ibu Ani adalah jendral nya di dalam rumah tangga, yang menjaga keutuhan keluarga mereka, bayangkan bagaimana jika pilar kuat keluarga kita hilang, selama 43 tahun dia menjadi penopang pilar keutuhan keluarga, dan saat ini pilar itu hilang, bayangkan apa masih kuat kita bertahan untuk tidak bersedih??? apa masih kita akan peduli dengan kata netizen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun