Limbah dapur yang biasanya berupa minyak jelantah untuk penggorengan  tidak dapat dihindari baik untuk kegiatan rumah tangga maupun para pedagang, tidak terkecuali pedagang kantin di lingkungan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro. Setelah berlakunya Peraturan Rektor No. 5 Tahun 2023 bahwa setiap fakultas berkewajiban menyediakan sarana dalam pengolahan dan pemisahan sampah yang dihasilkan oleh setiap fakultas. Untuk menindak lanjuti persoalan tersebut, setiap fakultas mengupayakan yang terbaik guna melakukan pemilahan terlebih dahulu dan pengolahan sampah sebelum dibuang ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) termasuk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).
Menindaklanjuti hal tersebut, mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro membantu mengedukasi serta mendampingi pedagang kantin terkait pemilahan sampah organik berupa minyak jelantah dan pengolahannya di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Salah satu pengolahan minyak yang dibahas oleh mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro tersebut adalah Pembuatan Sabun Batang dengan bahan baku minyak jelantah. Hal ini berdasarkan hasil observasi mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro bahwa minyak jelantah hanya akan dibuang oleh pedagang kantin FPIK ke saluran pembuangan yang hanya akan menyumbat saluran pembuangan dan mencemari lingukan Universitas Diponegoro. Pemilihan pembuatan sabun batang berdasarkan perlunya higienisasi oleh para pedagang guna menjajakan dagangannya agar lebih higienis dan terjaga agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan oleh para konsumen kantin yaitu mahasiswa dan civitas akademik Universitas Diponegoro sendiri.
Hal awal yang dilakukan mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro adalah pengedukasian awal tentang larangan pembuangan minyak jelantah ke saluran pembuangan dan pemisahan minyak jelantah dari sampah dapur. Maka dari itu, pemberian jerigen berkapasitas 1 Liter diberikan kepada pedagang kantin Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) guna menampung minyak jelantah yang telah dipakai. Minyak jelantah yang sudah tertampung di jerigen diambil oleh mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro untuk diolah menjadi sabun batang.
Bahan yang digunakan untuk membuat sabun batang dari minyak jelntah, yaitu minyak jelantah, minyak zaitun, aquades, NaOH atau soda api, pewangi, dan pewarna kosmetik.  Adapun langkah pembuatan sebagai berikut, pertama saring minyak jelantah agar tidak tercampur oleh pengotor, kemudian ditimbang sebanyak 383 ml. Kedua,  timbang aquades sebanyak  169 ml dan NaOH sebanyak 62 gr, kemudian campur aquades dan NaOH hingga homogen dan suhu stabil. Ketiga, campurkan minyak jelantah yang telah disaring dengan campuran aquades dan NaOH, aduklah hingga adonan mengental. Keempat, setelah adonan mengental tambahkan pewangi dan pewarna kosmeting masing-masing satu tutup botol saja, kemudia aduk hingga wangi dan warna merata. Kelima, adonan yang telah homogen dituang ke dalam cetakan dan diamkan selama 1 x 24 jam hingga adonan mengeras dan menjadi sabun batang.
Sabun batang yang sudah mengeras dimasukkan ke dalam wadah dan diuji tingkat pH dengan pH meter agar tidak berbahaya saat digunakan. Sabun yang sudah jadi dibagikan kepada pedagang kantin Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang telah bersedia memilah minyak jelantah tadi. Pada bagian atas wadah terdapat barcode yang mengarahkan langsung ke video pembuatan sabun agar pengedukasin mengenai pembuatan sabun batang dari minyak jelantah menjadi lebih mudah karena adanya pemahaman audio dan visual ke pedagang kantin. Hal ini mendapatkan respon yang baik dari pedagang kantin, mereka bertanya-tanya bagaimana minyak jelantah yang tadinya berbau tidak sedap menjadi sabun yang sangat wangi. Dilaksanakannya program ini bertujuan agar meminimalisir pembuangan minyak jelantah dan memberi pengedukasian bahwa dari limbah dapat dijadikan produk yang memiliki nilai jual. Diharapkan hal baik ini dapat diimplementasikan berlanjut oleh pihak pengelola sampah di Universitas Diponegoro.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H