Hi teman pintar...
Dalam dunia digital ini ternyata terdapat budaya yang terbentuk, lalu maksudnya bagaimana ya teman pintar?
Budaya adalah bahasa dari sanskerta yang berarti "Buddhayah" yang mana berhubungan dengan budi dan akal manusia. Budaya juga bisa di artikan sebagai cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok manusia yang kemudian akan di wariskan kepada generasi berikutnya.
Menurut Koentjaraningrat (1923-1999) sekaligus antropolog yang berasal dari Indonesia, mendefinisikan kebudayaan sebagai seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar.
Lalu budaya digital atau digital culture maksudnya juga seperti apa ya teman pintar?
dikutip dari bengkuluinteraktif.com, Budaya digital atau digital culture merupakan suatu hal yang membentuk cara kita berinteraksi, berprilaku, berpikir dan berkomunikasi dalam lingkungan masyarakat yang menggunakan teknologi internet. Budaya dapat terbentuk dari beberapa unsur yaitu sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian/penampilan, karya seni, dan lainnya.
Teknologi digital sampai detik ini sudah berkembang pesat, dan juga mengubah proses interaksi masyarakat dengan sesamanya yang mana berkaitan dengan budaya Indonesia. Dulu, masyarakat Indonesia berkomunikasi menggunakan surat-menyurat atau bertukar pesan melalui sms. jadi kita harus siap-siap punya pulsa yang banyak ya hehehe. Namun, sekarang masyarakat sudah terbisa berkomunikasi melalui e-mail atau media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram yang tidak terbatas ruang dan waktu.
Tentunya semua ini ada plus minus nya dong,
kita bahas mengenai plus nya dulu ya...
seperti yang teman pintar baca tadi, bahwa media sosial sekarang sudah tidak terbatas ruang dan waktunya, kita jadi semakin mudah untuk terus saling bertukar kabar dengan teman atau kerabat jauh, tidak seperti dulu yang harus mengirim surat dan tidak tau pasti kapan sampainya. dengan adanya perkembangan media sosial ini, tidak perlu menunggu waktu sampai persatu menit, pesan sudah bisa tersampaikan.
Tapi... minus nya adalah, ketika kita yang justru sedang berkumpul dengan kawan-kawan atau kerabat, seringkali atau bahkan teman pintar sendiri merasa terabaikan, karena masing-masing akan sibuk dengan gadget, dan membuka media sosialnya. seperti kata-kata yang sering terlontar dan tidak asing kita dengar ya teman pintar "Menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh". Mungkin ini adalah contoh kasus yang sangat amat sederhana dan juga sekaligus budaya atau digital culture yang sering kita temui, bener atau tidak teman pintar?
Lagi-lagi, jika teman pintar ingin memberi pendapat nya, sangat di perbolehkan untuk kita sama-sama bisa belajar bersama.
Salam pintar, teman pintar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H