KLHK hanya dapat menyebut angka-angka target RHL yang seolah-olah dapat mengurangi lahan kritis dan menekan laju deforestasi. Padahal keberhasilan RHL dimulai dari tahap output dan diukur dengan instrumen seberapa luas tanaman hutan tumbuh menjadi pohon. Wajar apabila KLHK belum mampu merilis angka output secara terbuka berapa luasnya yang berhasil, apalagi bicara mengenai outcame (dampak) terhadap fungsi hidrologi dan lingkungan, rasanya masih jauh.Â
Melihat kondisi seperti ini, perlu kiranya ada pembenahan tata kelola program RHL yang lebih baik lagi. Pergantian pimpinan kementerian dalam satu periode kabinet , bukan berarti program RHL tidak berlanjut atau berubah karena RHL adalah satu-satunya tumpuan harapan untuk pemulihan lingkungan untuk jangka panjang. Â Meski program RHL ini sifatnya juga jangka panjang.
PRAMONO DWI SUSETYO
Kompasiana, 21 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H