Semakin meningkatnya persaingan politik di zaman modern ini, political branding menjadi semakin penting di dalam membangun sebuah citra dan popularitas seorang politisi atau partai politik. Political branding juga melibatkan penggunaan strategi branding yang sama dengan bisnis dalam mengembangkan citra merek mereka, namun diterapkan pada arena politik.
Media sosial menjadi ajang kompetisi kampanye yang efektif untuk membangun citra politik. Pemilihan umum 2024 akan menjadi sebuah momentum pertarungan bagi politisi untuk memoles diri. Semua dimulai dari dunia maya.
Dalam political branding, citra politisi atau partai politik menjadi sebuah kunci utama di dalam mempengaruhi persepsi masyarakat dan menarik dukungan mereka. Maka sebab itu, political branding ini menjadi sebuah sarana yang cukup penting untuk membentuk citra positif dan memperkuat dukungan politik. Mereka yang berambisi maju mencalonkan diri sepertinya dipaksa untuk mulai membangun popularitas, mengingat perjalanan menjadi calon presiden harus melewati seleksi di level partai dulu. Mereka yang tidak memiliki elektabilitas baik akan sulit dicalonkan oleh partai politik.
Media dan Politik PencitraanÂ
Penggunaan dan pemanfaatan media yang tepat juga akan membantu meningkatkan branding pada parpol. Dengan pesatnya perkembangan media bisa dimanfaatkan sejara bijak dalam melakukan praktik politik pencitraan. Maraknya pengunaan internet seharusnya bisa dilirik dalam praktik politik pencitraan karena sifatnya yang sangat cepat dalam menyebarkan informasi dan biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah dibandingkan media televisi.
Para tokoh politik dan parpol ternyata sudah mulai menyadari akan pentingnya media sosial untuk mendekatkan diri ke publik. Tokoh politik yang sukses mendekatkan dirinya ke publik melalui media sosial adalah Presiden Jokowi, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil,Erick Thohir, Fadli Zon.
Pengunaan media sosial ini sangat efektif karena media sosial bisa mengejar atensi publik secara luas. Tidak hanya anak muda yang menjadi target publiknya, tetapi masyarakat secara luas juga mengakses media sosial tersebut dikarenakan kemudahan akses internet dan lahirnya gadget yang memudahkan kita untuk online.
Salah satu media sosial yang banyak dipakai oleh tokoh politik untuk mendekatkan diri ke publiknya adalah Twitter. Twitter dipandang sangat efektif dalam mendekatkan tokoh politik dengan publiknya, khususnya anak muda. Dalam melakukan tweet pesan-pesan politik, sebaiknya dilakukan dengan kuantitas yang normal karena kalau terlalu banyak melakukan tweet per hari, akan mengganggu follower-nya, apalagi kualitas pesan politik tersebut rendah. Jadi, pemanfaatan Twitter sebagai media dalam praktik politik pencitraan merupakan salah satu solusi cerdas dan murah sehingga dapat menghemat anggaran parpol.
Pada akhirnya semua akan kembali pada konten seperti apa yang mampu merebut hati para warganet. Dengan konten yang menarik, citra tokoh politik juga akan terdongkrak. Apalagi kampanye melalui media sosial menjadi tak terbatas karena sejatinya para tokoh politik itu sudah mulai berkampanye tentang dirinya sejak akun media sosial itu diaktifkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H