Di dalam dunia kesehatan, ada seorang perawat yang sering dilupakan oleh banyak orang. Namanya adalah Maya, seorang Perawat Pencegah Infeksi (IPCN). Bagi Maya, pekerjaannya lebih banyak berisi dukacita daripada sukacita. Ia adalah sosok yang harus menjalani kehidupan dalam bayang-bayang, meskipun tugasnya sangat penting untuk menjaga keamanan pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit.
Maya adalah seorang yang bijaksana dan berpengetahuan luas. Tugasnya sebagai IPCN adalah mengawasi dan mencegah penyebaran infeksi di rumah sakit. Untuk itu dia harus mempunyai  banyak spesifikasi, mulai dari cara pemakaian alat pelindung diri hingga protokol sterilisasi. Mulai dari penempatan pasien sampai dengan bangunan yang sesuai untuk pencegahan dan pengendalian infeksi. Meskipun begitu, perannya tidak selalu diberikan penghargaan yang sepatutnya. Ia adalah seorang panutan dalam bidangnya, namun jarang mendapatkan pengakuan yang layak.
Sebagai seorang IPCN, Maya bekerja keras untuk mencari solusi agar rumah sakit menjadi tempat yang aman. Ia selalu mengawasi praktik-praktik yang berisiko tinggi, memberikan pelatihan kepada staf medis tentang keamanan pasien, dan berupaya mengidentifikasi potensi ancaman infeksi sebelum mereka menjadi masalah serius. Bagi banyak orang, tindakan Maya hanya terlihat seperti tugas rutin, tetapi dalam pekerjaannya itu terdapat beban moral dan etika yang berat.
Namun, yang paling sulit bagi Maya adalah bagaimana teman kolega dan sejawatnya memandangnya. Banyak di antara mereka yang merasa Maya seperti "polisi rumah sakit." Mereka melihatnya sebagai pengganggu, yang selalu menuntut perubahan dan ketat dalam hal-hal yang seharusnya adalah rutinitas. Seolah-olah Maya hanya mencari-cari kesalahan mereka. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai penghambat pekerjaan mereka.
Lebih buruk lagi, banyak perawat yang merasa bahwa Maya tidak pantas dianggap sebagai perawat sesungguhnya. Mereka berpendapat bahwa karena Maya tidak merawat pasien secara langsung seperti perawat lain yang melakukan tugas-tugas medis, maka ia tidak memiliki tempat di antara mereka. Pengakuan dan penghargaan yang diberikan pada perawat yang merawat langsung pasien adalah sesuatu yang membuatnya semakin merasa terpinggirkan.
Maya sering kali merenung sendirian di kantor kecilnya. Ia bertanya-tanya apakah usahanya sebenarnya bermanfaat atau hanya menjadi penderitaan. Tapi ia tahu bahwa pekerjaannya penting, dan ia harus tetap berdiri tegak dalam peran yang diembannya.
Walaupun sering kali merasa kesepian dalam perjuangannya, Maya tetap melanjutkan tugasnya dengan penuh dedikasi. Ia tahu bahwa pekerjaannya adalah bagian tak terpisahkan dari menjaga keamanan dan kesehatan pasien di rumah sakit. Ia mungkin tidak selalu mendapatkan pujian atau pengakuan yang pantas, tetapi hatinya penuh dengan keyakinan bahwa apa yang ia lakukan memiliki dampak positif pada orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.
Dalam kisah Maya, kita harus mengingatkan diri kita sendiri bahwa terkadang, pekerjaan yang paling penting dan berarti dalam sistem perawatan kesehatan sering kali tidak menerima penghargaan yang seharusnya. Para pahlawan tanpa tanda jasa seperti Maya, IPCN, terus bekerja dalam bayang-bayang, bertujuan menjaga keamanan dan kesehatan kita semua. Meskipun sering diabaikan, mereka adalah bagian tak terpisahkan dalam memastikan kualitas perawatan kesehatan yang tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H