Mohon tunggu...
Dea Pramita
Dea Pramita Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

(FFA) Misteri Hilangnya Kucing Nana

20 Oktober 2013   13:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:16 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

oleh: Pramita. Dea (114) Sabtu siang di Sekolah Dasar Angkasa, Nahla bersama kedua orang temannya Ayu, dan Alisa sedang berkumpul di dekat halaman sekolah. Ketiganya baru saja selesai latihan Marching Band, dan tergabung di kelompok pianika yang sama. Sambil menunggu Ibu mereka menjemput, ketiga anak itu asik memainkan nada-nada pianikanya. “Capenya, daritadi latihan mulu.” ucap Ayu sambil memasukan pianikanya ke dalam tempatkhusus bewarna biru yang dia bawa. “Soalnya lomba sudah dekat. Semoga kita bisa juara kali ini ya teman-teman” jawab Nahla. Nahla belum lama bergabung dengan grup Marching Band sekolahnya, jadi dia masih harus banyak latihan agar dapat mengimbangi teman-temannya yang lain. “O ya, hari ini aku nggak ketemu Nana. Kemana ya dia? Biasanya Nana paling rajin kalau disuruh latihan.” tanya Alisa. Nahla dan Ayu saling berpandangan. Lalu mereka pun menggelengkan kepalanya pelan, “Iya ya, aku juga nggak tau Nana kemana.” jawab Ayu. “Waktu hari Jumat kemarin, Nana masuk kok. Tapi kenapa ya Nana ga semangat. Jangan-jangan Nana sakit?” Nahla menimpali. “Betul juga, jangan-jangan Nana sakit. Apa kita mau pergi ke rumahnya setelah latihan selesai?” Ayu mengajak kedua temannya dengan semangat. “Tapi aku ga tahu di mana rumah Nana. Apa kalian berdua tahu?” tanya Alisa lagi. “Iya ya, Nana pernahcerita rumahnya dekat dengan sekolah.” Nahla bergumam, lalu tiba-tiba anak perempuan itu teringat sesuatu “Oh iya, kakaknya Nana teman sebangku Mbak Kayra, kita minta Mbak Kayra untuk anterin kita ke rumahnya Nana gimana? Mbak Kayra sebentar lagi juga selesai latihan perkusi, setelah itu kita pergi ke rumah Nana. Kedua temannya menggangguk setuju. Kayra adalah kakak perempuan Nahla. Kebetulan dia juga seorang pemain perkusi, yaitu drum dalam kelompok Marching Band mereka. Untung saja latihan semua pemain Marching Band telah selesai, jadi Nahla, Ayu dan Alisa dengan cepat menghampiri Kayra. “Mbak Kayra, sudah selesai latihannya belum?” tanya Nahla pada kakaknya. “Sudah. Kenapa? Nahla mau pulang sekarang? Tapi kayaknya mama belum jemput kita.” “Nggak. Mbak Kayra, tau nggak rumahnya Nana? Temen Nahla yang rambutnya selalu dikepang itu. Nahla inget kalau kakaknya Nana juga temennya Mbak Kayra” “Oh, aku tau kok. Rumahnya ada di belakang sekolah ini. Memangnya kenapa Nahla?” “Bisa antarein kita kesana nggak? Soalnya hari ini Nana nggak datang buat latihan. Jangan-jangan dia sakit?” pinta Nahla “Boleh. Tapi kita kasih tahu pelatih dan Ibu Guru dulu ya, jadi kalau Mama datang, Mama tau kita ada di mana.” ucap Kayra. Lalu tidak lama kemudian Kayra meminta izin kepada gurunya bahwa dia akan mengantar adik-adiknya ke rumah Nana yang letaknya di belakang sekolah. Ibu guru pun mengizinkan, tapi mereka harus kembali satu jam kemudian ke sekolah. Setelah berpamitan, Kayra mengajak Nahla, Ayu, dan Alisa untuk mengikutinya. Untuk menuju rumah Nana, mereka menyusuri gang kecil yang berada di samping sekolah. Setelah dua kali berbelok sampailah mereka di depan rumah berpagar cokelat, dan bercat putih dengan pohon jambu yang berada di depan rumahnya. "Mbak Kayra, ini rumahnya Nana?” “Iya, ini juga rumah temanku Putri. Yuk kita ketuk pintunya” Nahla membuka pagar dan setelah mereka mebuka sepatu di teras, dia mengetuk pintu rumah Nana. Seorang ibu berkerudung merah muda membukakan pintu untuk mereka. Rupanya itu Ibunya Nana. “Permisi tante. Apa Nananya ada?” “Wah, ternyata ada teman-temannya Nana. Ayo masuk dulu, biar tante panggilkan Nana. Hair ini Nana memang kurang semangat, siapa tahu kalau ada teman-temannya dia jadi riang lagi.” Ibunya Nana segera masuk ke dalam dan memanggil Nana. Nana pun datang menemui teman-temannya dengan wajah bersedih. “Hai, Nana. Kami heran karena Nana ga datang latihan. Jangan-jangan kamu sakit, makanya kita ke sini” ucap Alisa “Maaf sudah membuat kalian khawatir. Sebenarnya aku nggak sakit. Tapi...” suara Nana terpotong pelan “Aku sedang mencari kucingku, Si Belang” “Si Belang?!” jawab ketiga anak-anak itu serempak “Iya, sudah dua hari ini kucingku Si Belang hilang. Aku sudah mencari dia kemana-mana, tapi nggak ketemu. Jangan-jangan dia diambil orang” “Bagaimana kalu kita ikut mencarinya teman-teman? Kalau dicari ramai-ramai pasti ketemu” ajak Ayu “Seperti detektif jadinya” Alisa tampak bersemangat “Mbak Kayra, kita boleh bantu Nana cari kucingnya nggak?” tanya Nahla kepada kakaknya itu “Boleh, Aku juga akan bantu mencari. Lebih banyak orang pasti cepat ketemu.” Wajah Nana perlahan berubah gembira. “Benarkah kalian mau membantu mencari Si Belang?” ucapnya riang. “Nah, biasanya si Belang selalu ada di mana?” tanya Kayra kepada Nana “Biasanya Si Belang selalu diam di dapur. Ibuku memberikan keset kecil khusus untuk tempat Si Belang tidur. Dua hari ini Si Belang tidak pernah pulang ke rumah.” Nana menunjukan keset tempat si Belang biasa duduk “Apa si Belang pernah bertingkah aneh?” tanya Nahla “Aneh? Kayaknya nggak, tapi aAkhir-akhir ini dia selalu mengeong. Terus berjalan-jalan keluar rumah hingga kami menemukannya di ujung gang. Untungnya anjing tetangga di sana tidak mengejar-ngejar si Belang.” “Lalu kemana saja kamu sduah mencari si Belang, Nana?” tanya Alisa “Kami sudah mencari ke rumah tetangga, halaman, dan juga lapangan tempat Si Belang suka bermain. Tapi tetap nggak ketemu.” jawab Nana “Gimana dong, Mbak Kayra? Kasihan kan kucingnya Nana kalau nggak ketemu” kata Nahla “Iya, apalagi si Belang saat ini sedang hamil” Nana mneimpali ucapan temannya “Ah, itu dia. Semuanya terjadi karena si Belang hamil.” Kayra menepuk tangannya “Kayaknya kita tahu harus mencari kemana.” “Mbak Kayra tau di mana si belang?” tanya Nahla, Alisa, Ayu dan Nana bersamaan. “Mbak Kayra  pernah baca di buku pengetahuan, bahwa kucing punya kebiasaan aneh kalau sedang hamil. Biasanya ketika mereka akan melahirkan anaknya, mereka akan pergi bersembunyi untuk menghindarkan anak-anak kucing dari bahaya. Dan mereka selalu memilih tempat yang hangat. Biasanya di bawah mobil, atau.........ada di loteng rumah. Mbak Kayra ingat sewaktu bermain bersama Putri, kita pernah menjelajahi isi loteng rumah.” “Loteng rumah? Ayo teman-teman kita lihat” mereka bergegas menaiki tangga menuju ke arah loteng rumah Nana. Dengan pelan-pelan mereka mengintip, karena tempat itu juga merangkap gudang, sehingga ada debu yang berterbangan. Di sudut loteng mereka menangkap gerakan aneh, seperti kuping yang bergerak-gerak, rupanya si Belang sedang diam di sana dengan ketiga anak kucingnya yang masih belum bisa membuka mata. “Ketemu!!!” ucap mereka serempak Nana lalu berkata “Kami kira yang selalu berbunyi malam-malam di sini tikus. Karena loteng banyak peralatan, tapi ternyata si Belang bersmebunyi di sini” “Loteng biasanya hangat, apalagi loteng rumah Nana selalu kena sinar matahari. Ayo nanti kita pindahkan anak-anak kucingnya dengan hati-hati.” ucap Kayra yang diikuti dengan anggukan penuh semangat dari yang lain. " Aduh, ada suara ribut apa ya ini?" Ibu Nana kemudian datang karena mendengar suara anak-anak dari belakang rumahnya. "Ma, Si Belang ketemu. ternyata selama ini dia ada di loteng dengan anak-anaknya yang baru lahir. itu dia di pojok sana." Nana menceritakan apa yang telah Kayra katakan pada Ibunya itu. “Untung ya Nana, akhirnya si Belang ketemu juga. Biar Mama siapkan dulu tempat untuk menaruh Si Belang dan anak-anaknya." “Iya, Ma. Terimakasih ya teman-teman. berkat kalian Si Belang akhirnya bisa ditemukan” Kali ini Nana sudah kembali ceria. "Jangan lupa, induk kucing selalu waspada jika mereka baru melahirkan anak-anaknya. Jadi jangan sampai membuat mereka takut ya." tambah Kayra memberitahu mereka. Setelah membantu Nana memindahkan anak-anak kucing. Kayra, Nahla, Ayu dan Alisa pamit untuk pulang karena Ibu mereka telah menjempunya di sekolah. Kali ini misteri hilangnya kucing Nana terpecahkan, dan mereka juga mendapatkan pengetahuan baru tentang binatang berkaki empat yang suka mengeong itu. NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun