Kemahiran Bahasa Arab Lanjut di Universitas Negeri Malang: Membentuk Lulusan Unggul, Berkarakter, dan Siap Hadapi Tantangan Global
Oleh Anjani Prameswari dan Wasiatur Rizqiyah
Malang, 11 Desember 2024 -- Universitas Negeri Malang (UM), sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, terus melakukan terobosan untuk menghasilkan lulusan yang unggul dan berdaya saing global. Salah satu wujud nyata dari komitmen ini terlihat pada pelaksanaan mata kuliah Kemahiran Bahasa Arab Lanjutan, yang dirancang untuk memperkuat kompetensi mahasiswa dalam berbahasa Arab, sekaligus membekali mereka dengan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan pemahaman budaya yang mendalam. Mata kuliah ini bertujuan untuk mengintegrasikan penguasaan bahasa dengan pemahaman mendalam terhadap berbagai aspek kebudayaan dan nilai-nilai Islam, yang diharapkan dapat mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan akademik dan profesional di masa depan.
Komponen Pembelajaran yang Terintegrasi
Mata kuliah Kemahiran Bahasa Arab Lanjutan merupakan bagian penting dalam program Magister Keguruan Bahasa Arab. Pembelajaran berfokus pada pengembangan empat keterampilan utama seperti membaca, menulis, berbicara, dan mendengar yang dikemas dalam kegiatan yang menantang dan aplikatif.
Dr. Moh. Khasairi, M.Pd, dosen pengampu mata kuliah ini, menjelaskan bahwa mahasiswa diajak untuk memahami teks-teks berbahasa Arab secara mendalam, mulai dari menganalisis gagasan utama, menyusun parafrase, hingga membuat ringkasan dan sintesis informasi. Mahasiswa juga diperkenalkan pada berbagai tema menarik, seperti pendidikan dalam era Rasulullah, pelestarian lingkungan dalam syariat Islam, dampak teknologi, hingga fenomena sosial-politik. Pembahasan ini tidak hanya memperkaya kosa kata mahasiswa, tetapi juga membuka wawasan mereka terhadap dinamika masyarakat Arab dan Islam.
Pendekatan Holistik untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa
Mata kuliah yang menjadi bagian dari program Magister Keguruan Bahasa Arab ini dirancang secara komprehensif untuk mengintegrasikan empat keterampilan dasar berbahasa: mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Pendekatan holistik yang diterapkan membuat pembelajaran tidak hanya berfokus pada penguasaan teknis, tetapi juga menanamkan pemahaman mendalam terhadap konteks sosial, budaya, dan nilai-nilai Islam.
"Melalui mata kuliah ini, mahasiswa tidak hanya belajar memahami teks bahasa Arab, tetapi juga dilatih untuk tampil percaya diri pada saat tampil pidato, debat, dan membaca berita yang relevan dengan kebutuhan dunia profesional," jelas Dr. Moh. Khasairi, dosen pengampu mata kuliah ini.
Metode Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kolaborasi
Salah satu keunggulan mata kuliah ini adalah penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dan studi kasus (case study). Dalam metode ini, mahasiswa tidak hanya berperan sebagai penerima informasi, tetapi juga menjadi penghasil karya yang kreatif. Misalnya, pada tema sosial-politik, mahasiswa diminta untuk mempersiapkan presentasi berbahasa Arab yang relevan dengan situasi terkini.
Menurut Dr. Khasairi, pembelajaran berbasis proyek ini memberikan tantangan yang nyata bagi mahasiswa. "Mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami materi, tetapi juga mampu mengolahnya menjadi karya yang memiliki nilai tambah. Ini adalah langkah untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif," ujarnya.
Selain itu, pembelajaran juga dilakukan melalui diskusi kelompok kecil yang melibatkan seluruh mahasiswa secara aktif. Diskusi ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk saling bertukar gagasan, mengembangkan perspektif baru, dan membangun keterampilan kolaborasi. Ahmad, salah satu mahasiswa, menuturkan, "Diskusi kelompok membantu kami memahami materi secara lebih mendalam. Berbagai pandangan dari teman-teman memberikan sudut pandang baru yang sangat berharga."
Integrasi Nilai-Nilai Islam dan Pemahaman Budaya Arab
Salah satu keunikan dari mata kuliah ini adalah fokusnya pada nilai-nilai Islam (al-qiyamu al-islamiyah) dan budaya Arab. Melalui tema-tema seperti dampak teknologi (manafi'u wa mafasidu al-internet) dan fenomena sosial-politik (al-waqai' al-ijtima'iyah wa al-siyasiyah), mahasiswa tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga memahami dinamika sosial dan budaya masyarakat Arab.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski memiliki banyak keunggulan, pelaksanaan mata kuliah ini juga menghadapi tantangan. Mahasiswa dituntut untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran baru yang membutuhkan kemandirian, kreativitas, dan waktu yang lebih banyak untuk mempersiapkan tugas. Shilla, salah satu mahasiswa, mengungkapkan, "Tugas-tugas yang diberikan menuntut kami untuk berpikir lebih dalam dan mencari referensi dari berbagai sumber. Ini tidak mudah, tetapi hasilnya dapat mengembangkan kemampuan berbahasa Arab."
Ke depan, Universitas Negeri Malang diharapkan terus meningkatkan dukungan dan sumber daya untuk mendukung pembelajaran, seperti peningkatan kualitas sumber belajar, dan pelatihan tambahan bagi mahasiswa.
Dengan pendekatan holistik, metode pembelajaran inovatif, dan fokus pada nilai-nilai Islam, mata kuliah Kemahiran Bahasa Arab Lanjutan menjadi bukti nyata bahwa Universitas Negeri Malang tidak hanya mencetak lulusan yang unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter, wawasan global, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H