KARTASURA, 6 Desamber- Di tengah hiruk-pikuk industri kuliner yang semakin kompetitif, Pabrik Tahu Mbah Tentrem telah menunjukkan bahwa dengan pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan, sebuah usaha kecil dapat berkembang dari dapur tradisional menjadi entitas yang lebih modern.Â
Usaha Tahu Mbah Tentrem ini sudah berdiri sejak tahun 1974 sudah 50 tahun, sebuah pabrik tahu kecil berdiri di sudut desa kecil di Kartasura. Usaha Pabrik Tahu Mbah Tentrem ini usaha turun menurun dari orang tua Mbah Tentrem, dan sekarang usaha ini dikelola oleh Mbah Tentrem.
Usaha Pabrik Tahu pabrik ini telah menjadi salah satu ikon kuliner di Kartasura, namun tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan biaya dan profitabilitas memerlukan perhatian serius. Pabrik Tahu Mbah Tentrem, ini masih menggunakan alat-alat yang tradisional, di tengah hiruk pikuk modernisasi industri makanan, sosok Mbah Tentrem menggunakan celemek putihnya yang khas dan masih setia mengaduk gilingan kedelai di dapurnya yang berasap.Â
Namun jangan tertipu dengan pemandangan tradisional ini. Di balik kesederhanaannya, UMKM Tahu Mbah Tentrem telah bertransformasi menjadi contoh sempurna bagaimana bisnis tradisional dapat mengadopsi manajemen modern tanpa kehilangan jati dirinya.
Seperti kebanyakan UMKM makanan tradisional, Tahu Mbah Tentrem sempat menghadapi berbagai tantangan. Fluktuasi harga kedelai yang tidak menentu, persaingan dari produk pabrik, Selama lima dekade, pabrik tahu ini terus bertahan di tengah berbagai tantangan. Pabrik ini tidak hanya menjadi saksi sejarah perkembangan industri makanan lokal, tetapi juga bagian dari kehidupan masyarakat setempat.Â
Di era 1980-an, ketika gelombang industrialisasi mulai melanda, pabrik ini tetap setia pada metode tradisionalnya, yang menghasilkan tahu berkualitas yang menjadi ciri khasnya. Pada 1990-an, mereka mulai merambah pasar regional dengan pengemasan yang lebih modern.
"Waktu itu kami bingung, harga naik tapi tidak berani menaikkan harga jual. Setiap bulan seperti main tebak-tebakan dengan keuntungan," ungkap Pak Joko Wahyono, putra Mbah Tentrem yang kini membantu mengelola usaha. Titik balik terjadi ketika Pak Joko Wahyono mengikuti pelatihan akuntansi manajemen dari Dinas UMKM setempat.Â
Dengan pendampingan intensif, UMKM Tahu Mbah Tentrem mulai menerapkan sistem pencatatan biaya terstruktur, analisis titik impas, pengelolaan persediaan just-in-time, dan diversifikasi produk berbasis analisis margin. "Yang unik, Mbah Tentrem tetap memakai 'hitungan jawa' nya untuk prediksi produksi harian.
Ternyata setelah kami cocokkan dengan perhitungan modern, akurasinya mencapai 90%!" kata Pak Joko Wahyono sambil tertawa. Penerapan strategi pengelolaan biaya modern membawa hasil mengejutkan. Profit margin meningkat dari 15% menjadi 25%,  produksi berkurang hingga 30%, dan produk berhasil  di jual ke reseller dan dijual lagi ke pasaran.
FAKTA SINGKAT
* Berdiri sejak: 1974
* Produksi per hari: 20 kotak
* Karyawan: 2 orang karyawan
* Varian produk: 2 jenis tahu, tahu kotak dan tahu bulat