Masyarakat di Kabupaten Kudus ternyata masih ada yang melakukan tradisi tedak siten. Ya, tradisi tedak siten salah satu tradisi budaya jawa mulai ditinggalkan. Tedak siten yakni tradisi budaya jawa yang dilakukan ketika anak pertama berjalan. Serta dilaksanakan pada usia tujuh bulan atau delapan bulan.
Tedak siten dikenal sebagai upacara turun tanah. Tedak berarti turun dan siten berasal dari kata siti yang berarti tanah. Prosesi tedak siten bertujuan supaya anak tumbuh menjadi mandiri.
Prosesi tedak siten awalnya sang anak ditaruh didalam kurungan. Kemudian didudukan ditas gemblong atau makanan jadah. Sedangkan dalam kurungan itu, juga terdapat uang, buku, pensil, dan jajan.
Dalam prosesi tersebut, ada yang namanya sepepuh desa setempat ikut mendoakan. Hingga akhirnya tradisi tersebut telah selesai.
Seperti yang dilakukan warga Desa Pedawang RT 3 RW 3, Kecamatan Bae. Ia adalah Alika Naila Putri, putri dari pasangan Jama'ah (26) dan Solichatun (25). Pasangan suami istri itu sengaja melangsungkan prosesi tedak siten.
Jama'ah salah satu warga yang masih melakukan tradisi tedak siten mengatakan, adapun tujuan pelaksanaan tradisi tersebut anaknya kelak nanti tumbuh menjadi mandiri. Selain itu, dengan adanya tradisi tersebut, dapat mengenalkan tradisi atau budaya jaman dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H