Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebuah Harapan di Balik Kebijakan Zonasi dalam PPDB yang Menuai Pro Kontra

21 Juni 2024   11:05 Diperbarui: 21 Juni 2024   11:09 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah Harapan di Balik Kebijakan Zonasi yang Menuai Pro Kontra - Sumber: kompas.com

"Kebijakan Zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) hingga kini masih menuai pro kontra, walau begitu ada sebuah harapan di dalamnya."

Pelaksanaan PPDB dengan sistem zonasi hingga saat ini masih menuai pro kontra di sana sini. Sebuah harapan dalam mewujudkan pemerataan pendidikan nyatanya belum dapat terwujud secara optimal. Mencoba untuk melihat langsung di lapangan dan mencoba melihat dari sudut pandang orang tua dan wali murid ternyata label "Sekolah Favorit" yang melekat masih belum hilang. Ketika pengumuman resmi pelaksanaan PPDB dirilis oleh dinas terkait, seketika "Sekolah Favorit" dipenuhi oleh Calon Peserta Didik (CPD), membludak. Memang kenyataannya demikian namun dibalik kebijakan yang menuai pro kontra tersebut masih ada hal postif yang dapat diharapkan.

Pendidikan Jasmani, Peningkatan Kebugaran Siswa

 Seleksi jalur zonasi pada saat PPDB adalah berdasarkan jarak rumah ke sekolah, semakin dekat dengan sekolah semakin besar peluang lolos. Sebab jarak dari rumah ke sekolah yang relatif dekat tentunya tidak terlalu memerlukan kendaraan bermotor untuk berangkat sekolah. Siswa bisa berjalan kaki atau bersepeda menuju sekolah. Ketika jalan kaki dan bersepeda ke sekolah membudaya, hal ini merupakan hal baik bagi kebugaran jasmani siswa itu sendiri. Jam pelajaran mata pelajaran (mapel) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) yang mungkin dirasa kurang sehingga kebutuhan gerak tidak terpenuhi secara optimal sehingga berpengaruh pada derajat kebugaran jasmani siswa maka dengan adanya budaya jalan kaki dan bersepeda ke sekolah akan saling menunjang. Sekolah yang memiliki lahan parkir yang kurang akan terbantu dengan budaya ini. Tidak ada lagi siswa yang datang ke sekolah dengan kendaraan bermotor sehingga dapat memperluas ruang yang ada di sekolah. Harapannya dari kebijakan zonasi ini ternyata bukan hanya soal pemerataan pendidikan saja namun juga tentang bagaimana membudayakan jalan kaki dan bersepeda untuk peningkatan kebugaran jasmani siswa. Siswa bugar, siswa sehat, dan tentunya akan lebih siap dalam pembelajaran di sekolah.

Menjaga Lingkungan


Isu mengenai polusi udara jelas berdampak pada kesehatan lingkungan. Mengenai isu-isu lingkungan, sekolah pun juga memiliki peran dalam upaya bagaimana menjaga kesehatan lingkungan itu sendiri. Kebijakan zonasi dan budaya jalan kaki serta bersepeda ke sekolah sejalan dengan upaya-upaya mewujudkan lingkungan yang sehat dan udara bebas polusi. Ketika sebagian besar siswa yang tempat tinggalnya berdekatan dengan sekolah memutuskan untuk membiasakan berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah, hal ini sudah merupakan bukti kepekaan terhadap isu lingkungan seperti polusi udara. Hal ini merupakan aksi nyata berperan serta dalam upaya mewujudkan lingkungan yang sehat.

Mencoba untuk melihat potensi positif dari sebuah isu kebijakan pendidikan yang menuai pro kontra dari sudut pandang yang lain. Ternyata masih ada celah dari isu kebijakan zonasi yang bisa digarap dalam upaya peningkatan kebugaran jasmani siswa dan mewujudkan lingkungan yang sehat. Semoga bermanfaat. (prp)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun