---------------------------------------***-------------------------------------------------------
"Wuiiiiih, gedung di kota tinggi-tinggi banget yooo! Megah!" Melihat gedung-gedung di kota yang begitu megah dan wah, membuat Parjo terkesima. Ia membayangkan betapa kerennya ia dapat bekerja di sana.
Setibanya di lokasi tes, ia begitu terkejut ternyata cukup banyak peserta yang mengikuti tes tahap akhir, mungkin sekitar lima puluh orang. Seluruh peserta mengantre giliran untuk tes wawancara. Satu per satu tes wawancara dilakukan secara bergantian di dalam sebuah ruangan yang tidak terlalu luas sehingga membuat peserta yang belum mendapat giliran menunggu di luar ruangan.
Dua jam berselang ketika kurang satu nomor antrean lagi, tiba-tiba ada peserta yang menyerobot masuk dengan didampingi pria berdasi, "Loh loh loh kok nyerobot sih! Kan sudah ada nomor antrean?" Teriak Parjo pada peserta beranama Megi yang merebut antreannya itu.
Tetiba saja, ada seseorang yang menarik lengan baju Parjo sembari berkata di telinga Parjo, "Sudah mas, dia ponakannya pemegang saham perusahan ini. Biarin aja mas." Pria berseragam security itu tersenyum pada Parjo. Walaupun kesal, Parjo tetap berusaha tenang ketika menghadapi wawancara. Parjo menunjukkan performa terbaiknya pada saat sesi wawancara itu.
----------------------------------------------------***------------------------------------
Seminggu berselang, Parjo membuka kotak masuk surat elektroniknya. Benar saja hasil seleksi telah dirilis. Ia membuka surat elektronik dari panitia perlahan-lahan, mencermati nama demi nama. Ia berharap namun juga berserah atas hasil yang akan didapatkan. Ia benar-benar meresapi apa yang dipesankan oleh Kyai Ihsan tempo lalu.
Hasil telah dirilis, Parjo berada di peringkat kedua dan Megi peserta yang diantar pria berdasi masuk ruang wawancara itu berada pada peringkat pertama yang artinya Megi menjadi peserta yang satu-satunya lolos dalam seleksi tersebut.
"Hmmmm tetep Alhamdulillah, meski harus merelakan orang dalam yang lolos, agar tetap waras dan bahagia, besarkanlah rasa syukurmu Jo!" Ujar Parjo lirih dalam hati. (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H