"Masak iya belajar cuma duduk di belakang meja, mendengarkan guru menjelaskan materi dan mencatat sepanjang hari? Bosan? Sudah pasti!"
Melihat murid-murid terjebak rasa bosan dalam pembelajaran tentunya menggelitik seorang guru untuk melakukan sesuatu. Rasa jenuh itu akan menjadi penghambat yang nyata bagi murid dalam menyerap materi yang disampaikan oleh guru. Perlu rasanya untuk menyiasati agar tercipta sebuah pembelajaran yang menyenangkan bagi murid serta berpihak pada murid, yakni perlu strategi pembelajaran yang mampu mengakomodir segala kebutuhan murid yang beragam. Ketika murid mendapatkam ruang secara optimal dalam menggali potensinya, tentunya hal ini menjadi sebuah jalan keluar untuk bagaimana caranya bagi seorang guru membantu murid-muridnya untuk lepas dari belenggu kejenuhan dan pembelajaran yang jauh dari kata bermakna dan menyenangkan.
Program yang Berdampak Kepada Murid
"Setiap murid memiliki kekhasannya masing-masing, sebab itulah perlu pembelajaran yang mengakomodir keberagaman untuk optimalisasi potensi yang dimiliki."
Perlu dengan tepat dalam proses mengidentifikasi minat, bakat, dan potensi murid. Langkah awal yang menjadi landasan dalam merumuskan sebuah program yang berdampak pada murid. Program yang berdampak pada murid adalah sebuah program yang berpihak pada murid dengan segala keragaman yang ada dapat diakomodir secara baik sehingga potensi yang dimiliki oleh murid dapat dioptimalkan. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi terkait, proses, konten, dan produk menjadi pendekatan yang harus dikedepankan dalam menyusun sebuah program yang berdampak kepada murid. Tidak mungkin rasanya disamaratakan, perlu ada kebebasan bagi murid dalam menentukan sebuah pilihan.
Suara, Pilihan, dan Kepemilikan Murid
"Memberikan peran dan kepercayaan, kunci keberhasilan program yang berdampak pada murid."
Suara, pilihan, dan kepemilikan murid menjadi hal penting yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah program yang berdampak kepada murid dalam rangka meningkatkan kepemimpinan murid. Sudah saatnya suara murid dalam menyampaikan ide, gagasan, atau pemikiran kreatif dan inovatif diakomodir sebagai dasar dalam merancang sebuah program pembelajaran. Mereka (murid) akan merasa mendapatkan ruang aktualisasi diri ketika diberi ruang dalam menentukan sebuah pilihan, dengan begitu mereka akan menemukan bahwasannya mereka memiliki potensi yang menjadi kekuatan dalam dirinya.
Bicara soal pendidikan, tentunya perlu memegang teguh nilai-nilai filosofis Ki Hadjar Dewantara, yakni pendidikan yang menuntun murid dan berpihak kepada murid. Lalu, pendidikan juga harus pula menyesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Falsafah ini menjadi landasan utama dalam melangkah, dalam menentukan bagaimana pendidikan dan sebuah pembelajaran itu akan dilangsungkan. Setiap anak terlahir dengan segala keunikan dan keberagaman yang dimiliki. Hal itu menjadi sebuah aset kekuatan potensi yang harus dioptimalkan. Sebab itulah, pembelajaran yang dilangsungkan harus mampu mengakomodir segala keberagaman yang ada pada diri murid itu sendiri. (prp)
Koneksi antar Materi Modul 3.3