Berkeliling Kota Ungaran dengan sepeda lipat kesayangan. Rute yang biasa saya lalui adalah mulai dari kelurahan Genuk, Susukan, hingga Kalongan. Penuh tanjakan dan turunan, namun meski agak berat rute yang dilalui semuanya terbayar dengan indahnya pemandangan. Sawah yang hijau, gunung yang indah dengan awan yang cerah, bahkan sesekali bertegur sapa dengan penggembaka bebek atau kerbau yang lewat, "Monggo, Pak!" Asyik bukan? Suasana pedesaan begitu kentara. Sebab itulah saya bersyukur lahir dan besar di kota satu ini. Meski harus berhadapan dengan beban pekerjaan yang membuat puyeng kepala, namun obat alami sudah tersedia. Cukup dengan bersepeda berkeliling kota yang terkenal dengan kuliner tahu baksonya ini.
Meski tujuannya untuk meredakan stres akibat rutinitas yang menjenuhkan dengan bersepeda keliling Kota Ungaran berburi hormon kebahagiaan, namun ternyata terlihat pula potensi wisata yang begitu besar dari kota ini. Jika bicara soal kuliner, jelas ada tahu bakso sebagai daya tariknya. Kemudian mencoba mengkolaborasikan antara wisata alam yang ditawarkan dengan sport tourism, dalam hal ini bersepeda keliling Ungaran, ternyata masuk juga. Begitu bersyukur dan bangganya saya menjadi orang Indonesia, pesona Indonesia yang begitu nyata di sekitar saya. Semoga rasa bangga ini menular, bangga berwisata di Indonesia. Beruntungnya saya. (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H