"Menjaga hati agar tidak terjebak kesombongan begitu penuh tantangan, terlebih soal bagaimana menjadi manusia bertakwa yang senantiasa mengharap surga."
Ketika bicara surga dan neraka, terlebih bagi yang seorang muslim yang mengimani akan adanya kehidupan setelah mati, kehidupan akhirat nanti, tentunya penuh dengan teka-teki. Allah telah memberikan Al Qur'an sebagai pedoman hidup agar tidak salah arah, namun apalah daya manusia biasa yang lekat sekali dengan khilaf.Â
Penuh kehati-hatian, penuh dengan harap dan do'a agar Allah senantiasa berikan tuntunan dan perlindungan untuk keselamatan dunia dan akhirat. Sesekali jelas muncul pertanyaan tentang bagaimana ibadah yang kita lakukan selama sepanjang usia ini, apakah diterima olehNya atau tidak? Atau mungkin malah menjadi petaka akibat terjebak dalam kesombongan, meski hanya sebesar biji zarah? Naudzubillah min dzalik.
Kisah Seorang Wanita Pezina yang Diampuni Segala Dosanya
Masihkan ingat kita tentang kisah yang begitu masyhur tentang seorang wanita pezina yang diampuni segala dosanya berkat ketulusan hatinya menyelamatkan anjing yang hampir mati karen kehausan. Kisahnya tertuang dalam hadist berikut, "Seorang pezina diampuni oleh Allah. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya di sisi sebuah sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan. Si wanita pezina tersebut lalu melepas sepatunya dan dengan penutup kepalanya. Lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Sebab perbuatannya ini, dia mendapatkan ampunan dari Allah. (HR. Bukhari)."Â
Sebuah perenungan bahwasannya orang yang mungkin dianggap hina di masyarakat belum tentu hina pula di hadapan Allah. Berkat ketulusan hatinya ia pun mampu mendapatkan rahmat ampunan Allah. Namun, ingat bukan berarti hal ini dijadikan dalih untuk terus berbuat hal keburukan. Mungkin saja itu adalah contoh seseorang yang Allah kehendaki dan Allah beri kesempatan, kita pun tak tahu apakah Allah berkehendak pada kita yang penuh dosa ini untuk diberikan hidayah atau tidak. Setidaknya mencoba untuk mengambil perspektif positif bahwasannya Allah adalah maha pengampun dengan segala rahmatNya.Â
Kisah Seorang Ahli Ibadah yang Masuk Neraka
Pernahkah kita mendengar sebuah kisah tentang dua laki-laki yang hampir seperti saudara sendiri. Kisahnya, salah seorang dari mereka adalah seorang pendosa dan yang satunya merupakan ahli ibadah. Lelaki ahli ibadah selalu melihat saudaranya itu berbuat dosa, dan ia selalu menegur, menghakimi, dan mendoakan agar saudarnya itu masuk neraka. Namun apa yang terjadi, Allah lebih memilih memberikan rahmaNya kepada lelaki yang melakukan dosa itu. Sebuah kisah yang menjadi bahan perenungan bahwasannya kesombongan, merasa paling benar, dan bahkan merasa menjadi hakim surga dan neraka malah menjadi petaka bagi dirinya sendriri.
Dari kedua kisah tersebut, sebagai manusia kita perlu benar-benar merenungkan segala perbuatan yang telah dilakukan. Apakah sudah sesuai dengan Al Qur'an atau malah sebaliknya, melenceng jauh.Â
Naudzubillah Min Dzalik. Perlu istiqomah dalam berbuat baik dan beribadah baik vertikal maupun horizontal dan tentunya juga perlu kehati-hatian dalam menjaga hati agar tak ternoda dengan kesombongan, merasa paling benar, dan bahkan berani menghakimi orang lain. Bukankah hanya Allah seadil-adilnya hakim seperti yang tertuang dalam surat AT-Tin ayat 8, "Alaihishallahubiahkamilhakimiin." Wallahu'alambishawaab. (prp)