"Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menuntut murid untuk adaptif dengan perkembangan zaman. Resiko tergerusnya nilai-nilai luhur juga begitu besar, oleh sebab itu nilai luhur budaya bangsa harus tetap dipegang teguh dalam menghadapi dinamika yang ada. Hal ini soal jatidiri bangsa."
Sudah sejak dahulu kala Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara menyerukan tentang falsafah pendidikan yang sesuai dengan jatidiri bangsa yang mampu memanusiakan manusia dan melihat murid dengan keunikan serta keragamannya. Tiap anak dilahirkan dan dibesarkan dalam sebuah kodrat alam yang berbebda beda, mendapatkan ragam pengaruh pendewasaan yang berbeda pula, lalu apakah tepat jika semuanya disamaratakan? Tentunya tidak. Oleh sebab itu perlu pendekatan yang tepat dalam mencapai tujuan pendidikan nasional itu sendiri.
Melihat murid atau anak dengan keunikannya dipengaruhi keragaman budaya, terlebih bicara tentang Indonesia dengan kebhinekaannya. Keberagaman adalah sebuah potensi bukan sebuah penghalang. Toleransi dan saling menghormati adalah sebuah budaya yang harus dilestarikan dengan cara diimplementasikan dalam keseharian. Pendidikan berperan penting dalam menjaga keutuhannya. Keberagaman, toleransi, dan saling menghormati perbedaan menjadi kekuatan bangsa ini.
Falsafah Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila
Baca juga: Internalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara"Guru diharapkan mampu memberi tauladan, membangun semangat, dan memberi dorongan. Menuntun murid dengan penuh suka cita dan menciptakan pembelajaran yang bermakna."
"Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani." Memiliki makna di depan menjadi tauladan, di tengah mampu membangun semangat, dan di belakang mampu memberi dorongan. Ketika memahami peran ini, maka guru akan mampu menuntun murid dengan sambutan yang baik bagi murid itu sendiri. Mereka akan dengan ikhlas siap dituntun oleh guru yang mampu membuat hatinya nyaman, tenang, bersemangat, dan terus bergerak positif dalam upaya mewujudkan mimpi-mimpinya.
Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
Ketika guru menuntun muridnya, hal terpenting adalah memperhatikan kodrat alam murid itu sendiri, yakni kondisi anak sejak lahir yang dipengaruhi oleh kultur budaya dan lingkungannya untuk selanjutnya disiapkan dalam upaya menghadapi dinamikan tantangan zaman yang ada. Memperhatikan kodrat alam menjadi hal penting, menjadi pondasi dalam menghadapi tantangan kodrat zaman yang begitu dinamis, sehingga anak tersebut tetap mampu berpegang teguh pada nilai luhur budayanya.
Profil Pelajar Pancasila
Menuntun murid dengan falsafah Ki Hadjar Dewantara sebagai pedoman, memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman murid lalu menginternalisasi nilai-nilai luhur Pancasila dalam proses pendidikan.Hal ini sebagai langkah nyata dalam upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Elemen-elemen yang harus tercapai dalam Profil Pelajar Pancasila yakni beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis.Â