"Pulang sekolah sudah sampai sore hari, belum lagi harus ikut les ini dan itu, sampai rumah pun jelas ketika hari sudah gelap. Masihkah harus mengerjakan PR lagi? Lalu kapan waktu untuk beristirahat?"
Sekolah yang menerapkan full day school, biasanya memulai pembelajaran pukul 07.00 pagi dan berakhir hingga pukul 15.30 sore. Pembelajaran di sekolah selama lima hari, yakni Hari Senin hingga Hari Jum'at, untuk Hari Sabtu siswa libur. Mencoba membayangkan beban yang dipikul oleh siswa yang harus menjalani rutinitas tersebut di setiap harinya.Â
Duduk di belakang meja, memperhatikan guru menerangkan materi tanpa jeda, dan begitu selalu di setiap harinya. Belum lagi jika materi atau soal latihan yang diberikan belum selesai, tugas-tugas yang belum selesai tersebut dijadikan pekerjaan rumah (PR) dengan tenggat waktu yang telah ditentukan.
Seringkali hal tersebut ditemukan di sekolah, jika sebagian besar mata pelajaran yang belum selesai materinya dijadikan PR tentunya sudah bisa dibayangkan betapa padatnya waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan PR saja. Muncul sebuah pertanyaan, memberikan PR kepada siswa apakah masih efektif dalam upaya optimalisasi penyerapan materi dan terwujudnya pendidikan yang bermakna dan memerdekakan? Atau malah sebaliknya, dengan cara seperti ini malah merenggut kemerdekaan siswa dalam upaya pengembangan dirinya? Masihkah tepat siswa diberikan PR yang bejibun?Â
Tubuh Memiliki Hak untuk Beristirahat
"Jika diforsir terus menerus, kapan waktu untuk beristirahat?"
Menjalani rutinitas yang begitu padat, mengikuti pembelajaran sedari pagi hingga sore hari. Belum lagi ditambah dengan les ini dan itu, tentunya hal ini akan berdampak pada kondisi tubuh. Jika derajat kebugaran jasmani rendah, sistem imun yang lemah, hal ini akan berpotensi membuat siswa jatuh sakit.Â
Kelelahan yang diakibatkan kurangnya waktu istirahat jelas akan membuat siswa tidak optimal dalam menyerap materi. PR yang diberikan dan diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa, yang terjadi malah sebaliknya, mataeri tidak terserap akibat kondisi tubuh yang menolak akibat kelelahan berlebih. Kata kuncinya di sini adalah, tubuh perlu waktu dan memiliki hak untuk beristirahat.
Bagaimana Waktu untuk Berkumpul dengan Keluarga?
Selain siswa memiliki hak untuk istirahat, siswa pun juga perlu memiliki waktu berkualitas untuk berkumpul dan berinteraksi serta transfer kehangatan kasih sayang bersama keluarga tercintanya. Jikalau waktu bercengkrama dengan keluarga harus tersita untuk mengerjakan PR yang bejibun, lalu bagaimana bisa bercanda, tertawa gembira bersama keluarga di rumah? Sedangkan perlu disadarai bersama, bahwasannya hal tersebut sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak itu sendiri.