Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Aduh, Harga Cilok Kok Ikutan Naik?

9 Mei 2022   21:51 Diperbarui: 9 Mei 2022   22:04 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cilok Merupakan Kudapan Favorit Segala Usia - Sumber : kompas.com

"Biasanya harga cilok per biji adalah Rp 500,-, namun saat ini menjadi Rp 1.000,-"

Ada hal yang mengejutkan di waktu lebaran kali ini (Idul Fitri 1443 H). Sebeneranya mungkin bukan soal serius, namun menurut saya asyik saja untuk diulas. 

Ketika perayaan Hari Raya Idul Fitri selalu saja dihadirkan hidangan khas seperti ketupat, opor ayam, rendang, kue toples seperti nastar, kastengel, hingga putri salju. 

Rasanya memang enak, namun terkadang muncul rasa bosan ketika menyantap kuliner-kuliner itu ketika momen lebaran sehingga rasanya butuh penawar rasa bosan. 

Alhasil saya mencoba ke Solo untuk menikmati tahu kupat yang telah direkomendasikan oleh salah seorang teman. Nah, ada hal yang menurut saya menarik untuk diulik ketika melakukan perjalanan ke Solo. 

Di tengah perjalanan tetiba saja perut saya keroncongan, seperti biasa saya mencoba mencari penjual cilok yang biasa mangkal di minimarket di sepanjang jalan. 

Setelah menemukan penjual cilok saya pun langsung memesan, "Pak, kula tumbas gangsal ewu nggih." (Pak, saya beli lima ribu).

"Nggih mas." (Ya mas) Jawab penjual cilok.

Namun, apa yang terjadi saya pun sedikit terkejut ketika menerima seplastik cilok itu. Biasanya jika saya membeli lima ribu rupiah saya mendapatkan sepuluh biji, namun saat itu saya hanya mendapatkan lima biji saja. Sebelum saya bertanya, penjual cilok itu langsung menjelaskan. "Mas, maaf ya harganya naik ini sekarang, karena bahan-bahan juga ikut naik."

"Oh, nggih pak mboten napa-napa." (Oh, iya pak tidak apa-apa) Jawab saya sembari tersenyum mencoba mengerti keadaan yang terkini terkait harga-harga yang melambung tinggi dan berdampak pula pada naiknya harga salah satu kudapan favorit, yakni cilok. 

Sebuah kisah di kala momen lebaran tidak melulu soal ibadah dan bagaimana tradisi perayaan yang terjadi. Kisah tentang naiknya harga cilok pun rasanya menurut saya cukup asyik untuk diulik. Meski harganya naik, cilok tetap menjadi kudapan favorit. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun