"Berada di antara sedih dan senang di setiap momen pergantian. Ramadhan perlahan mulai meninggalkan dan Idul Fitri mulai menampakkan diri."
Ramadhan yang selalu dirindukan dengan segala kemuliaan yang terdapat di dalamnya. Sebuah wujud kecintaan Allah SWT kepada manusia terbukti bahwasannya Allah tak membiarkan terjebak dalam kegelapan. Ramadhan hadir ibarat pelita wujud cinta Allah SWT, medium penyelamat yang nyata. Mengapa? Di dalamnya begitu banyak rahmat, ampunan, dan kemuliaan yang dapat ditemui. Lalu, nikmat Allah manalagi yang kita dustakan? Kali ini Ramadhan 1443 H mulai perlahan pergi. Tak terasa begitu cepat berlalu momen yang selalu ditunggu-tunggu. Hari Raya Idul Fitri pun perlahan namun pasti mulai menampakkan diri. Lalu, bagaimana kita menyikapinya? Rasa campur aduk antara sedih dan senang begitu kentara, rasanya perlu menyiapkan diri dalam menyikapinya. Lalu apa saja yang harus dipersiapkan.
Video : Menyiapkan Diri Melepas Ramadhan Menyambut Lebaran
Menyiapkan Diri dari Rasa Rindu RamadhanÂ
"Telah datang kepadamu Bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kamu berpuasa di dalamnya, pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan para setan diikat. Juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa. (HR Ahmad dan Al-Nasa'i)"
Hanya ada satu bulan dalam setahun yang memiliki keistimewaan yang luar biasa, yakni Bulan Ramadhan. Bulan yang diberkahi dan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Perginya Ramadhan jelas akan membuat hati bersedih. Sebuah pertanyaan akan muncul apakah akan kembali dipertemukan dengan bulan yang mulia ini. Semua manusia beriman akan berdoa memohon kembali dipertemukan dengan Bulan Ramadhan. Ketika Ramadhan mulai perlahan pergi, bersiaplah menghadapi rasa rindu yang akan semakin menjadi. Menyikapinya adalah dengan terus berupaya berbuat baik dan beribadah sebagaimana yang telah dilakukan di Bulan Ramadhan dan senantiasa memohon untuk dapat berjumpa kembali dengan bulan yang penuh kemuliaan ini.Â
Bersiap Menjaga Konsistensi dalam Ibadah
"Memohon agar amalan selama Bulan Ramadhan diterima dan istiqomah dalam beribadah tidak hanya di Bulan Ramadhan saja."
Satu hal yang paling berat adalah konsistensi dalam beribadah, atau dapat pula dikatakan istiqomah. Tak bisa dipungkiri bahwasannya iman manusia terkadang naik turun. Misalnya saja pada malam-malam Bulan Ramadhan sangat bersemangat untuk melaksanakan qiyamul lail, lalu muncul pertanyaan apakah di bulan-bulan lain selain Bulan Ramadhan semangat itu masih terjaga atau harus mengakui kekalahan atas rasa kantuk yang mendera. Hal ini menjadi sebuah ketakutan dan kekhawatiran tersendiri. Oleh sebab itu perlu mempersiapkan akan hal ini dengan terus berdoa pada Allah SWT agar senantiasa diberikan kemudahan untuk istiqomah dalam beribadah dan senantiasa meningkatkan ketaqwaan.
Nyatanya ketika Hari Raya Idul Fitri atau lebaran tiba di setiap tahunnya selalu dihadapkan dengan kebingungan antara sedih dan senang. Ramadhan dan lebaran bukan melulu soal pulang dan kampung halaman. Ada beberapa hal yang rasanya butuh perenungan, yakni tentang bagaimana menyiapkan diri melepas Ramadhan dan terjebak dalam rasa rindu yang panjang, serta bagaimana menyiapkan diri untuk tetap istiqomah dalam beribadah baik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Satu hal yang pasti do'a selalu dipanjatkan memohon dapat dipertemukan kembali dengan Bulan Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan dan memohon agar senantiasa diberikan kemudahan dalam beribadah dan menjaga keistiqomahan ibadah. (prp)