"Sepertinya tergabung dalam sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) terlihat keren di permukaan, namun benarkah demikian yang terjadi sebenarnya? Ada kisah apa dibalik itu semua?"
Menanggalkan seragam SMA dan memasuki babak baru dalam hidup menjadi sebuah momen yang tak terlupakan. Seperti menghirup udara bebas sebebas-bebasnya.Â
Menjadi mahasiswa yang sepertinya lepas dari segala aturan membayangi pikiran pada saat itu. Tanpa seragam, rambut boleh gondrong, tampil gaya, dan tidak harus mulai belajar pukul tujuh pagi seperti masa-masa sekolah menjadi momen lepas dari belenggu aturan yang serba kaku dan ketat di sekolah.Â
Bayangan muncul nikmatnya kuliah adalah seperti yang ada pada FTV, tayangan siang hari yang kita saksikan di televisi.Â
Tidak hanya soal kuliah saja, kehidupan kampus dihiasi dengan kepingan-kepingan kisah percintaan. Menjadi sosok yang aktif di kampus menjadi nilai tambah tersendiri, sudah pasti dapat dikenal oleh banyak kalangan baik kakak tingkat maupun adik tingkat.Â
Melalui UKM menjadi salah satu media untuk meningkatkan popularitas diri dalam kehidupan kampus. Namun benarkah semanis itu?Â
Terdapat beragam alasan mengapa seseorang ingin mengikuti UKM. Mulai dari ingin belajar berorganisasi, mengembangkan bakat dan minatnya, melepaskan predikat mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang kuliah pulang, hingga yang hanya sekedar ingin menambah catatan pengalaman organisasi dalam daftar riwayat hidupnya.Â
Sah-sah saja sebenarnya, namun rasanya ketika melihat seorang aktivis UKM yang terlihat keren, aktif, dikenal banyak orang, dan segala hal manis yang muncul dipermukaan, nyatanya dibalik itu semua terdapat banyak kisah pahit getir yang menghiasi. Apa saja sih? Ini kisahnya!
Banyak Waktu Tersita
"Tugas bejibun ditambah dengan padatnya program kerja UKM sungguh menyita waktu."