Beban kerja yang luar biasa sungguh menyiksa. Terkadang tak jarang pula mengganggu waktu istirahat dan berkumpul dengan keluarga. Hal ini bisa menjadi salah satu pemicu stres jika tidak disikapi dengan tepat, benar, dan bijaksana. Kerja keras bagai kuda hingga tak pedulikan waktu untuk beristirahat menjadi ancaman nyata bagi kesehatan tubuh kita.Â
Tidak hanya kesehatan fisik saja kesehatan mental pun ikut terancam. Malangnya lagi jika lingkungan kerja dipenuhi dengan toxic-toxic yang sungguh membuat tak nyaman ketika sedang menjalankan kewajiban. Rekan kerja yang toxic dan lingkungan kerja yang toxic semakin membuat rasa tidak nyaman menjadi-jadi. Hal ini merupakan pemicu stres yang nyata.
Tubuh memiliki alarm
Ketika menerima beban kerja yang berat ditambah lagi harus bekerja lembur karena kejar target, perlu untuk memahami diri sendiri dan mengatur strategi. Yaitu strategi agar tubuh tetap fit dan pekerjaan dapat terselesaikan selain itu waktu istirahat dan berkumpul dengan keluarga pun tak terganggung. Karena perlu disadari bahwasannya tubuh kita memiliki hak untuk istirahat dan keluarga tercinta kita pun punya hak untuk waktu kita.Â
Ketika menjalankan aktivitas sehari-hari, tubuh kita pasti memiliki alarm yang memberikan tanda-tanda apakah tubuh ini mampu diajak kompromi atau sebalikanya harus beristirahat sebagai upaya pemulihan. Kepala pening, rasa tidak enak badan merupakan tanda-tanda yang diberikan oleh tubuh untuk segera ditindaklanjuti. Oleh sebab itu  ketik sedang asyik bekerja rasanya harus lebih peka terhadap alarm tubuh agar tidak membahayakan kesehatan diri sendiri.
Gunakan cuti  sebaik mungkin
Dalam setahun tentunya setiap pegawai diberikan hak untuk cuti. Kebijakan jumlah hari untuk cuti pun masing-masing perusahaan atau instansi berbeeda-beda. Namun sejak awal masuk kerja pasti sudah diberitahu tentang hal ini. Nah, ketika mengetahui akan hal ini perlu rasanya untuk mengatur strategi dalam penggunaan hak cuti tersebut dengan baik dan sesuai kebutuhan.Â
Kebutuhan itu beragam, misalnya ketika penat dengan pekerjaan rasanya juga butuh liburan untuk me-refresh pikiran setelah beban kerja yang begitu berat membuat kepala serasa ingin meledak. Tubuh juga butuh istirahat dan waktu untuk bersantai. Tak melulu sepanjang tahun hanya diisi dengan kerja, kerja, dan kerja.Â
Lalu kapan liburannya? Ketika sakit pun perlu waktu istirahat dan prosedur yang dilakukan pun tetap harus sesuai dengan ketentuan tempat dimana kita bekerja. Contoh saja ketika sakit, berkonsultasi dengan dokter terkait waktu pemulihan lalu meminta izin si bos untuk beristirahat dengan melampirkan surat keterangan dari dokter atau klinik tempat kita berobat.
Bekerja untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!