Awalnya memang disambut meriah dari semua pihak terkait ketika Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan segera dilaksanakan. Ya, bagaimana tidak mengingat sudah lebih dari satu tahun lamanya harus belajar secara online dari rumah atau kerap kali disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sehingga rasa rindu kembali ke sekolah semakin membuncah. Entah rindu berjumpa dengan teman atau bapak dan ibu guru dalam pembelajaran atau rindu dengan jajanan yang khas tersedia di kantin atau pintu gerbang sekolah. Intinya rindu kembali ke sekolah sudah sangat tak tertahankan sehingga kabar akan diselenggarakannya PTM bak angin segar.
Namun, fakta di lapangan sangat jauh berbeda dengan apa yang terdapat dalam angan tentang bagaimana asyiknya bercengkrama dengan teman-teman dan juga antusiasme dalam kegiatan pembelajaran. Nyatanya tidak seperti itu yang terjadi di lapangan. Di lapangan segala sesuatunya sangat diatur dengan mempertimbangkan penerapan Protokol Kesehatan (Prokes). Masuk sekolah dicek suhu begitupun juga saat pulang sekolah, petugas pengecek suhu sudah siap di gerbang sekolah.Â
Alur keluar masuk di area sekolah pun diatur sedemikian rupa sehingga tidak bisa seenaknya menuju taman, perpustakaan, ataupun tempat lainnya, semua harus sesuai dengan alur arah yang telah ditentukan. Belum lagi ketika pembelajaran di kelas yang mana formasi tempat duduk harus menerapkan physical distancing sehingga jumlah peserta didik tidak full seperti biasanya, jarak antar tempat duduk pun berjauhan. Masker dan faceshield pun harus senantiasa digunakan, mobilitas interaksi pun dibatasi sehingga pembelajaran yang berlangsung terasa sangat kaku.Â
Suasana pembelajaran yang kaku ini menjadi masalah tersendiri, hal ini terjadi karena baik guru dan peserta didik masih dalam tahap adaptasi di era kenormalan baru, utamanya dalam kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah. Semua serba kaku sehingga tidak ada komunikasi dua arah yang interaktif antara guru dan peserta didik. Peserta didik maupun guru tidak diperkenankan seenaknya berkeliling kelas, semua harus tepat berada dalam posisinya. Nah, menyikapi hal ini perlu rasanya menskemakan pembelajaran yang kreatif dengan berbagai macam metode ice breaking namun terap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin tinggi, berikut ulasannya.
Games atau Kuis Berbasis WebÂ
Peserta didik tidak bisa maju ke depan kelas beramai-ramai atau berlarian ke sana kemari sesuka hati. Semuanya harus saling menjaga jarak dan hal ini jelas membuat suasana pembelajaran terasa sangat kaku. Kreativitas guru berperan dalam hal mencairkan suasana pembelajaran saat ini. Guru dapat membuat kuis berbasis web dengan berbagai macam platform yang ada. Rekomendasi platform untuk kuis yang sangat mengasyikkan adalah dengan menggunakan platform Kahoot! Siapkan pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya mampu menstimulus peserta didik untuk dapat tertawa bahagia sehingga suasana tidak lagi kaku. Sudah terbayang ya, bagaimana pembelajaran yang mengasyikkan dengan menggunakan platform Kahoot!? Yuk, belajar dan bergembira bersama tentunya tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan jiwa bersama.
Bernyanyi BersamaÂ
Siapkan lagu-lagu dengan lirik yang mudah dipahami, tidak terlalu panjang, dan tentunya dapat dinyanyikan dengan mudah secara bersama-sama. Tak lupa juga harus tersirat materi pembelajaran di dalamnya. Peserta didik dapat tetap di tempat duduk masing-masing sembari bernyanyi bersama dipandu guru di depan kelas. Bernyanyi dan bertepuk tangan bersama menambah asyiknya suasana pembelajaran tatap muka.
Aktivitas Gerak BeriramaÂ
Eits, jangan salah sangka dulu. Jangan dikira aktivitas gerak berirama dilakukan dengan gerak yang memakan tempat sehingga berpotensi memunculkan kerumunan dan mengabaikan jaga jarak antar peserta didik. Nah, perlu merancang gerak yang sekiranya tidak makan tempat dan tetap dalam posisi masing-masing sehingga tetap dapat menjaga jarak satu sama lain.Â
Siapkan musik yang asyik lalu rancang gerakan sederhana yang dapat dengan mudah dilakukan oleh peserta didik. Gunakan langkah sederhana saja seperti marching, single step, dan double steps plus dengan gerakan lengan. Hal ini sungguh asyik dilakukan di dalam kelas dan menjadi salah satu upaya merilekskan tubuh yang mungkin saja seharian terasa kaku. Sudah siap bergerak dan bergembira bersama? Yuk, gerak!