Sebenarnya gerak-gerik orang dengan tipe tukang ghibah dapat dilihat dengan mudah. Ia mendekat ke sebuah kerumunan yang berisi pengikut setianya lalu seketika di tengah kerumunan itu si tukang ghibang akan melakukan open mic namun dengan bisik-bisik serta tatapan mata kesana kemari seperti memastikan keamanan lingkungan sekitar agar tidak terdengar oleh orang yang sedang menjadi objek ghibah. Cukup mudah bukan? Maka berhati-hatilah jika menemukan manusia tipe unik seperti ini. Sekali lagi berhati-hatilah!
"Tinimbang Rasan-rasan Mending Seduluran - Bak Truk Pasir"
Adab Menasihati
Terkadang kepedulian dan upaya menasihati demi kebaikan rekan kerja menjadi dalih bagi si tukang ghibah. Namun hal tersebut sangatlah keji jika benar dilakukan.Â
Keburukan orang lain disebarluaskan sedemikian rupa, aib orang lain digelar menjadi bahan perbincangan. Jika benar bentuk kepedulian maka terdapat adab yang tepat dalam menasihati. Yaitu usahakan dilakukan dengan dialog sembunyi-sembunyi dalam artian tidak diketahui orang lain apalagi di depan umum.Â
Jika menasihati di depan umum sama halnya dengan mempermalukan. Itu jika memang benar-benar menasihati dan saling mengingatkan untuk kebaikan. Namun yang terjadi nyatanya adalah tidak seperti itu. Ghibah tetaplah gibah, rasan-rasan untuk saling menjatuhkan dan menusuk dari belakang. Berhati-hatilah.
"Tinimbang Rasan-rasan Mending Seduluran"
Terkadang di setiap perjalanan kita belajar tentang sebuah kebijaksanaan. Tak terkecuali setiap kita melihat bak truk dengan berbagai macam quote yang menarik, lucu, dan tak jarang memiliki makna mendalam. "Tinimbang Rasan-rasan Mending Seduluran" sebuah kalimat dari Bahasa Jawa yang memiliki arti "Daripada saling bergunjing lebih baik bersaudara".Â
Kalimat tersebut benar-benar mengena di hati sebagai manusia wajib hukumnya untuk saling menjaga satu sama lain dan tidak mengumbar kejelekan atau aib orang lain di muka umum. Saling menasihati dan mengingatkan dalam kebaikan adalah hal yang mulia namun dengan cara dan adab yang baik, benar, dan tepat tentunya.
Dalam dunia kerja beragam karakter ada di sekeliling kita. Dari yang bijaksana, baik, dan mulia hingga yang menjengkelkan hati pun semua ada. Oleh sebab itu diperlukan kedewasaan dan kehati-hatian dalam berinteraksi sehingga dapat menentukan sikap yang tepat dan baik ketika berjumpa dengan tipe-tipe orang penuh dengan toxic. Perlu juga rasanya mengingat kalimat yang tersurat di bak truk bahwasannya "Tinimbang Rasan-rasan mending seduluran". (prp)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI