Ya begitulah kondisi saat ini, tak ada lagi saling senyum dengan nyata. Semua senyum manis tertutup masker seakan terbelenggu, ingin lepas namun tertahan tak mampu pancarkan kehangatan seperti dulu. Hanya bisa meraba dan berimajinasi seperti apa senyum yang tertutup itu. Hanya mampu menerawang kehangatan senyum manis itu.
Jabat Erat Teramat Berat Â
Interaksi sangat terbatas dengan pelbagai alasan demi kesehatan dan keselamatan jiwa orang-orang tercinta. Bahkan berjabat tangan seperti kala itu untuk sangat ini sangatlah berat dilakukan. Dulu sebelum hadirnya covid19 hidup terasa lebih nikmat dengan jabat tangan erat ketika berjumpa. Sedangkan saat ini untuk menekan persebaran covid19, aih sangat susah rasanya melakukan kebiasaan itu.Â
Tak ada lagi jabat tangan antar teman dengan berbagai kreativitasnya ketika jumpa. Tak ada lagi jabat tangan antar guru dan murid yang penuh takzim ketika jumpa dimanapun berada. Hanya sebuah memori masa lalu dan saat ini harus menggantinya dengan cara lain sebagai bentuk cinta dan saling menjaga. Jabat erat teramat berat.
Merindukan Pelukan Hangat Penuh Kasih SayangÂ
Selepas pulang kerja dan tiba di rumah, harus segera mandi dengan baik dan benar. Kehadiran ayah atau ibu sepulang kerja tak sehangat biasanya. Tak ada lagi pelukan-pelukan kasih sayang menyambut sepulang kerja. Hanya ada jalur khusus langsung menuju kamar mandi untuk sesegera mungkin membersihkan diri. Semua dilakukan demi orang-orang yang kita cintai.
Sebuah kebiasaan baru yang memang harus dilakukan demi saling menjaga dan demi kebaikan bersama. Itulah dinamika yang terjadi di kala pandemi seperti ini. Senyum manis hanya dapat diimajinasikan, jabat erat pun terasa sangat berat dilakukan, apalagi pelukan hangat penuh kasih sayang  sepertinya tak mungkin jika kondisi kita tidak benar-benar dalam keadaan baik. Namun semua itu wujud kasih sayang yang harus diupayakan, wujud cinta untuk saat ini yaitu saling menjaga satu sama lain. Tak mengap meski hanya dapat menerawang kehangatan di pelbagai dinamikanya. (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H