Sempat terkejut mendengar pemberitaan mengenai penusukan terhadap seorang ulama terkemuka. Melalu media online mencoba mencari tahu siapakah ulama yang menjadi korban penusukan tersebut. Tak disangka sosok Ulama yang senantiasa membawakan kedamaian dalam setiap tausyiah yang disampaikan dan sering mengisi dalam acara Hafidz Qur'an di televisi. Ternyata Syech Ali Jaber menjadi korban penusukan keji itu.
Beredar video di media sosial baik instagram ataupun grup whatsapp. Mencoba mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut. Mengunduh, mengamati, dan menganalisis video peristiwa itu. Saat sedang menguji hafalan Qur'an salah satu jamaah saat acara wisuda Hafidz di Masjid Falahudin Bandar Lampung tiba-tiba saja dari arah kanan Syech Ali Jaber, ada seorang pria mengenakan kaos biru berlari mendekat dan menusuk Syech Ali Jaber. Seketika suasana menjadi tak karuan dalam kegiatan tersebut.Â
Akhir-akhir ini sering terjadi tindak kekerasan terhadap ulama dan mengejutkannya dilakukan pada saat kegiatan keagamaan atau ibadah keagamaan berlangsung. Hal tersebut membuat rasa cemas dan was-was tentang keamanan dalam melaksanakan ibadah sesuai keyakinannya masing-masing. Mirisnya lagi setiap pelaku tindakan tak manusiawi itu selalu divonis 'gila'. Lucu dan aneh memang. Namun di sini tidak akan membahas tentang kelucuan-kelucuan yang saat ini terjadi di negeri tercinta dan motif si pelaku dengan inisail AA ini. Lebih tertarik melihat dari perspektif lain tentang bagaimana sikap Syech Ali Jaber yang sungguh berjiwa besar dan memberikan tauladan mulia bagi masyarakat. Itulah Islam yang sesungguhnya tentang Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiiim.
Kembali menganalisis video penusukan yang menimpa Syech Ali Jaber. Jika diamati secara seksama terlihat bahwa pelaku mengarahkan pisaunya ke leher atau kepala Syech Ali Jaber. Namun gerak refleks Syech Ali Jaber saat menengok dan sedikit mudur ke belakang mengakibatkan sasaran tersebut meleset dan mengenai lengan Syech Ali Jaber. Kemudian seketika itu juga jamaah bangkit dan berusaha 'mengamankan' si pelaku tersebut.Â
Kalau bukan Syech Ali Jaber yakinlah si pelaku akan habis dihakimi masa saat itu juga. Namun apa yang dilakukan oleh Syech Ali Jaber sungguh sangat mulia. Beliau ditusuk dengan pisau hingga menimbulkan luka serius namun pada saat itu juga beliau segera bergerak dan meminta jamaah untuk tidak menghabisi si pelaku. Selamatlah nyawa si pelaku dari amukan masa. Bukan hanya itu Syech Ali Jaber pun meminta para jamaah untuk memperlakukan pelaku selaiknya manusia saat membawanya ke pihak yang berwajib.Â
Lalu dalam kesempatan bersama Deddy Corbuzier yang saat itu Syech Ali Jaber didampingi oleh Gus Miftah, bahwasannya Syech Ali Jaber menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak mengaitkan peristiwa yang terjadi pada diri beliau dengan isu-isu terkini, cukup peristiwa ini hanya berkaitan dengan beliau saja. Tidak ada dendam dalam hati beliau terhadap pelaku bahkan beliau mendoakan kebaikan terhadap si pelaku.Â
Dalam menghadapi peristiwa kekerasan yang menimpa Syech Ali Jaber dan bahkan kejadian penusukan itu sangat mengancam nyawa Syech Ali Jaber, beliau tetap tenang, sabar, dan tawakkal dalam mengahadapinya. Tiada dendam dalam hati dan bahkan membalasnya dengan kebaikan. Terbukti beliau menyelamatkan nyawa si pelaku dari amukan masa dan meminta para jamaah untuk memperlakukan si pelaku dengan baik. Mengapa beliau melakukan hal seperti itu? Beliau menyampaikan bahwa yang dilakukan adalah semata-mata meneladani Rasulullah Muhammad SAW. (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H