Ramai menjadi perbincangan mengenai isu akan dihapusnya mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran wajib. Kebenaran isu tersebut masih belum terbukti.Â
Namun mendengarnya saja sudah membuat rasa khawatir akan dunia pendidikan bangsa ini muncul. Mau dibawa kemana genarasi muda jikalau memang mata pelajaran sejarah tidak ada dalam kurikulum pendidikan formal.
Kabar burung yang terdengar, mata pelajaran sejarah akan dihapuskan pada jenjang SMK. Sedangkan pada jenjang SMA menjadi menjadi mata pelajaran pilihan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pembenahan kurikulum yang ada. Begitu simpang siur yang terdengar.
Namun mendengar kabar tersebut sungguh mengecewakan. Bagaimana tidak, Â mata pelajaran sejarah sangat berperan penting dalam membangun manusia Indonesia dan berperan dalam membentuk karakter bangsa.Â
Kita tidak tahu bagaimana isu tersebut nantinya. Kita tidak tahu kalaupun memang isu tersebut benar bagaimana mekanisme penyederhanaan kurikulum terbaru.
Perlu diperhatikan bahwa mengampa mata pelajaran sejarah wajib ada dalam kurikulim pendidikan formal. Dengan belajar sejarah akan mengetahui bagaimana perjalanan bangsa ini karena berkaitan dengan identitas bangsa Indonesia.Â
Lalu jika memang benar mata pelajaran sejarah dihapuskan dari kurikulum pendidikan formal dan hanya ada dalam pendidikan non formal, apakah yakin materi tersebut dapat terserap secara merata di tengah kompleksitas permasalahan pendidikan di negeri tercinta.Â
Tentang mata pelajaran sejarah adalah berbicara tentang keterkaitan dalam menumbuhkan rasa nasionalisme bangsa ini.Â
Mendengar guru berkisah di depan kelas mengenai bagaimana perjalanan bangsa ini, lalu sosok guru sejarah bercerita tentang aksi-aksi heroik para pahlawan seperti Pangeran Diponegoro, Panglima Besar Jenderal Soedirman, atau Bung Tomo saat menghadapi dan meluluhkan aksi para penjajah tanpa sadar akan menumbuhkan rasa nasionalisme dan rasa bangga pada peserta didik. Yang secara perlahan akan membentuk karakter dan jiwa nasionalisme peserta didik di masa yang akan datang.Â
Hal tersebut menjadi daya tarik bagi peserta didik. Aksi guru sejarah berkisah di mimbar kelas selalu dinantikan seluruh peserta didik.Â