Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merawat Memori Masa Kecil dengan Bersepeda Bersama

7 Juli 2020   14:26 Diperbarui: 7 Juli 2020   15:56 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersepeda Bersama - Dokumen Pribadi

Harga sepeda melambung tinggi seiring fenomena yang terjadi di masyarakat yang mulai kembali gemar bersepeda.  Pabrikan berlomba-lomba memproduksi berbagai macam sepeda dengan desain apik dan menarik dengan kualitas tinggi. Tak dipungkiri semakin banyak orang ingin bersepeda kembali. Menjadi tren masa kini di tengah pandemi. Tak peduli berapapun harganya tetap akan dibeli.

Saat ini sepeda lipat menjadi primadona dengan keunikannya. Selain unik sepeda lipat menawarkan ringkasnya sehingga dapat dibawa kemanapun pergi meski harus menggunakan transportasi umum. Tak heran jika harganya setinggi langit. Menambah gaya bagi penggunanya sehingga terlihat kekinian.

Berbagai macam alasan seseorang kembali bersepeda. Ingin hidup sehat, meningkatkan imunitas tubuh, atau hanya sekedar mengikuti tren saat ini. Namun bagi beberapa orang, bersepeda sama halnya dengan merawat memori masa kecil. Dimana hadiah ulang tahun sepeda dari orang tua tercinta merupakan hadiah yang sangat diidamkan. Senyum bahagia merekah tatkala sepeda baru ada di rumah. Ingin segera berkeliling naik sepeda bersama teman-teman.

Memori masa kecil bersepeda bersama teman-teman muncul kembali. Untungnya kegiatan bersepeda tak pernah putus sejak kecil hingga saat ini. Kebiasaan bike to work sudah dilakukan sejak lama sehingga saat tren sepeda kembali mengguncang tak perlu bingung untuk membeli sepeda baru.

Mencoba menghubungi teman-teman untuk bersepeda bersama keliling kota. Gayung bersambut beberapa teman ada yang membeli baru, ada pula yang hanya memperbaiki dan mengganti beberapa spare part sepeda lamanya. Keceriaan masa kecil muncul kembali.

Saling menghampiri rumah masing-masing kemudian berteriak memanggil namanya "Baskara ayo sepedaan !" , "Assalamu'alaikum Soni ! Ayo gowes bareng!", "Buyuuuung ayo bangun kita sepedaan sama-sama !". Aih bahagia kurasa tak ada duanya.

Mulailah kita gowes bersama keliling kota. Prinsipnya tak boleh ada yang tertinggal di belakang. Saling mengerti dan saling memahami satu sama lain sehingga bersepeda terasa aman dan nyaman. Bahan obrolan pun sekitar masa kecil dan rute yang akan ditempuh. Tak peduli sepeda jenis apa, berapa harganya, beli dimana, dan apa merknya, yang penting bersepeda bersama merawat memori sehingga hati senang dan gembira.

Keliling kota, lewati desa-desa menikmati indahnya alam karunia Tuhan. Kemudian berfoto ria bersama namun senantiasa tetap menjaga jarak untuk kesehatan dan keselamatan jiwa. 

Berbagi keceriaan dan tertawa bersama sembari mengenang masa kecil nan indah itu. Mengabadikan setiap momen di tempat-tempat menarik yang dilalui. 

Membagikan kebahagian itu melalui media sosial masing-masing dengan niat berbagi kebahagaian dan menularkan energi positif untuk hidup sehat dengan tetap patuh pada protokol keshatan di era normal baru. Sepenggal cerita bersepeda bersama teman-teman hanya sekedar merawat memori masa kecil nan indah dan penuh dengan keceriaan. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun