Berita yang bertebaran di media sosial tentang rencana akan diimplementasikannya New Normal seakan mejadi angin segar bagi masyarakat, muncul harapan baru bagi masyarakat untuk beraktivitas kembali, bekerja kembali mencari nafkah untuk keluarga dan membangun kembali perekonomian yang terguncang di kala pandemi covid19 melanda. Namun, perlu kita pahami secara mendalam apa yang dimaksud dengan New Normal, bagaimana implementasinya, dan resiko apa saja yang akan terjadi apabila skenario yang ditawarkan tidak sesuai dengan rencana sebagai bentuk langkah preventif.
Upaya membangun kembali tatanan hidup dari semua sektor setelah pandemi covid19 melanda Indonesia dengan implementasi new normal menuai pro dan kontra. New normal merupakan perubahan perilaku untuk beraktivitas seperti biasa namun dengan tambahan protokol kesehatan yang telah ditentukan untuk meminimalisasi penularan covid19. Segala skenario telah direncanakan meliputi semua lini.
Membangun kembali perekonomian, memulai kembali kegiatan pembelajaran di sekolah, dan kegiatan peribadahan diatur dalam skenario sedemikian rupa. Namun sebelum implementasi kenormalan baru perlu adanya kajian mendalam mengenai bagaimana kondisi persebaran covid19 di Indonesia, perilaku masyarakat dalam menghadapi covid19, dan bagaimana kesiapan pemerintah dalam menerapkan kenormalan baru ini.
Memperhatikan perkembangan persebaran covid19 di Indonesia yang terlihat fluktuatif, masih sangat beresiko tinggi apabila kenormalan baru diterapkan. Daerah dengan predikat zona merah masih sangat rentan bertambah angka positif terpapar covid19.
Kemudian, dilihat dari aspek pemahaman masyarakat mengenai bahaya covid19, apakah edukasi berjalan dengan baik dan efektif? Berkaca pada program PSBB (Pembatasan Sosias Berskala Besar) yang belum optimal pelaksanaanya.
Perlu kesiapan pemerintah dalam hal ini sebelum menerapkan kenormalan baru. Kesiapan fasilitas kesehatan yang memadai harus diperhatikan dan dikaji secara mendalam sebagai langkah preventif dampak terburuk apabila kenormalan baru tidak berjalan dengan baik. Perlu simulasi sebelum kenormalan baru ini diterapkan sepenuhnya.
Sebelum diterapkannya kenormalan baru perlu edukasi, kesadaran diri dan komitmen yang kuat di seluruh lini dan seluruh masyarakat terdampak untuk bersama-sama saling bahu-membahu memutus mata rantai covid19 dan membangun kembali Indonesia tercinta. Keselamatan jiwa adalah yang utama. Badai yang dihadapi sama, namun setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghadapinya, saling membantu dan menjaga komitmen untuk sembuhnya dan pulihnya Indonesia. (prp)
     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H