Mohon tunggu...
Pramana
Pramana Mohon Tunggu... Mahasiswa - a communicator

Pengamat segala

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Satu Dekade Kontring di Kentingan

1 Agustus 2023   22:59 Diperbarui: 1 Agustus 2023   23:12 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dua ribu dua puluh dua secara tidak sengaja menjadi siklus lima tahunan, daftar kuliah. Setelah sebelumnya di 2012 berdebar-debar mengikuti seleksi masuk S1 dan 2017 tidak kalah deg-deg an mengikuti seleksi S2. 

Setelah melewati 2 jenjang dengan sangat terjal dalam makna yang sesungguhnya, rasa-rasanya sekolah lagi tidak pernah ada dalam radar, sudahlah kerja aja kita! Ternyata, merencanakan masa depan tidak semudah itu, fergusooo.

Setelah melawan badai tesis yang super panjang, Februari 2022 akhirnya wisuda juga. Resmi menyandang gelar akademis Magister Ilmu Komunikasi (M.I.Kom).  Waktu itu, check list berikutnya yang mesti diselesaikan jelas mencari kerja dan mulai merintis karir, dengan bekal ijazah dan gelar yang baru. 

Bulan Maret 2023, sambil menunggu ijazah yang sedang dalam proses penerbitan, aktivitas harian masih beredar disekitar kampus, namun tentu saja dengan beban berbeda. Sebagai alumni dan sudah tidak dihantui tesis dan uborampe untuk lulus lainnya. Plong, enteng rasanya!

Kampus bagi saya tidak terbatas pada definisi kelas, belajar, dan tugas. Lebih dari itu, kampus adalah tempat bermain! Kesepian butuh teman, ke kampus. Lapar, butuh makan bisa ke kampus. Kampus dan orang-orangnya memberikan pengalaman yang jauh lebih dari sekedar capaian pembelajaran. Krasan rasanya 10 tahun (1 dekade) terakhir kontring -wira wiri- di kampus. Sepertinya saya kapok sekolah, tapi krasan di kampus, aneh tidak ?

Setelah lulus ini mau ngapain ? Kemana ? Tentu ini pertanyaan banyak orang yang jujur saya bingung jawabannya apa. "He he he mau kerja" rasanya tidak cukup memuaskan orang yang bertanya. Jangankan orang lain, diri sendiri pun begitu. Sebagai lulusan jelata yang tidak cukup punya relasi untuk menjamin kerja dimana, yang penting semua lowongan dicoba, niat hati begitu. 

Sekolah langsung tidak pernah ada dalam radar. Bahkan, ngomong sama diri sendiri tidak mau sekolah lagi kalau bukan tuntutan dari pekerjaan, nantinya! Tapi ternyata, jalur rezeki tidak begitu!

Berawal dari guyonan seorang rekan, kenapa tidak mencoba beasiswa S3 yang ditawarkan oleh kampus ? Tidak main main, guyonan itu langsung sampai kepada pihak-pihak yang langsung bersedia memberikan rekomendasi dan dukungan untuk sekolah lagi -langsung-. Seram tidak bercandanya ? Tentu saja!

Mendapat dukungan dari beberapa pihak dikampus pada waktu yang bahkan ini belum didiskusikan dengan keluarga. Bapak dan ibu dengan ekspektasi mereka melihat putranya baru saja lulus S2 dan akan segera mencari pekerjaan. Butuh waktu untuk menimbang semuanya. 

Mesti dipikirkan masak-masak. "Jika memang ambil, dengan segala konsekuensinya, hadapi! Jika tidak, lupakan. Mulai sortir lowongan pekerjaan yang ada" kata hati. Setelah mencoba bicara dengan keluarga, atas dasar berbagai pertimbangan akhirnya memutuskan mencoba peruntungan untuk mendaftar S3 jalur beasiswa kampus!

Singkat cerita, pertengahan tahun akhirnya lolos untuk sekolah lagi dengan skema pembiayaan dari kampus. 2022 resmi menjadi bagian dari siklus 5 tahunan mengikuti seleksi, di kampus yang sama!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun