Mohon tunggu...
Pramadam MuhamadAnwar
Pramadam MuhamadAnwar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Lepas

Suka baca buku dan ngopi meskipun kadang ndredeg

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyoal Eksistensi Pendidikan di Arus Modernisasi

22 Agustus 2024   08:00 Diperbarui: 22 Agustus 2024   08:06 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menyoal Eksistensi Pendidikan di Arus Modernisasi

Pramadam Muhamad Anwar

Menyoal tentang eksistensi pendidikan berbasi kearifan lokal di tengah arus modernisasi di sektor pendidikan memang perlu untuk dibahas. Berbagai macam modernisasi telah terjadi di lingkungan pendidikan yang akan mengancam pendidikan yang berbasis kearifan lokal. Mulai dari gadget, media sosial, hingga telepon pintar yang sering kali kita genggam.

Dengan adanya hal tersebut, maka pendidikan berbasis kearifan lokal akan terancam jika tidak dimitigasi dengan baik. Pertama-tama, kita harus memitigasi dengan cara mengenalkan kearifan lokal dengan lebih giat lagi. Mulai dari pengenalan budaya kearifan lokal, mengajak para peserta didik untuk berpartisipasi dalam lomba yang bersinggungan dengan pendidikan kebudayaan yang ada di tingkat sekolah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas.

Memang, di arus modernisasi seperti sekarang ini, kita tidak bisa lepas dari yang namanya teknologi. Akan tetapi, kita juga tidak bisa melepaskan kearifan lokal yang kita punya. Kita juga bisa mengintegrasikan teknologi dengan kearifan lokal, seperti membuat akun media sosial yang mempromosikan kearifan lokal masing-masing daerah, membuat aplikasi yang dapat mengenalkan kearifan lokal dengan interaktif dan menarik, serta dapat melibatkan masyarakat setempat untuk menyegarkan kembali ingatan mereka tentang kearifan lokal tersebut.

Juga bisa melibatkan orang-orang lokal untuk mendidik para peserta didik terkait kearifan lokal. Seperti mendorong sekolah untuk menjalin kemitraan dengan para pemuka masyarakat, pemuka adat, untuk mengenalkan budaya serta kearifan lokal yang akan diajarkan kepada para peserta didik.

Selain itu, juga bisa mendorong pemberlakuan kurikulum yang dapat mengenalkan budaya serta kearifan lokal seperti mengintegrasikan pelajaran berbudaya dan kearifan lokal ke dalam mata pelajaran umum seperti pengenalan sejarah budaya lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun