Mohon tunggu...
Budi Prakarsa
Budi Prakarsa Mohon Tunggu... -

Saya karyawan biasa yang senang jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemimpin Buat Jakarta, Menurut Saya

7 Mei 2012   13:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:35 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebentar lagi Pilkada DKI tiba. Pasangan calon gubernur (cagub) sudah mulai koar-koar dan mulai sedikit-sedikit curi start kampanye.

Kali ini calon yang ditawarkan lumayan variatif. Dari Bang Kumis yang pengen dipilih lagi, bang Alex yang mungkin hobinya jadi gubernur, sampai pasangan yang punya selusin lebih kemeja kotak-kotak merah-hitam. Ada juga yang ngos-ngosan ngumpulin ratusan ribu KTP.  Kasian...

Entah masih ragu dan nggak sreg sama cagub yang ada, saya - bukan asli Betawi walaupun lahir dan besar di Jakarta, punya pendapat soal kriteria guberur Jakarta yang mampu mendisiplinkan, merapihkan, ngebagusin, memanusiakan Big Village Jakarta. Kira-kira begini opini saya:

1.Galak: Sudah ngga bisa warga Jakarta diimbau saja. Kudu digalakin warganya supaya disiplin. Rusaknya Jakarta sebenarnya Cuma soal disiplin. Jakarta bukan Solo yang warganya halus-halus. Tapi, galak doang tidak bisa efektif tanpa wibawa. Jadi harus

2.Jujur: Jujur diri dan harus bisa menjujurkan aparatnya. Keliahatan ngga jujur bakal ngajarin warganya ngga jujur juga. Ngga punya wibawa dan dianggap pimimpin kurang bermoral. Tapi jujur doang kalau tidak kerja?

3.Kerja, kerja, kerja. : Jangan kebanyakan seremoni. Kerja saja buat perubahan kecil pun ngga papah asal dilakukan tiap hari. Ini sekali lagi contoh baik buat aparat pemerintah yang ‘kurang kerjaaan”.

4.Independen. Nggak ada maunya. Ngga dikontrol siapapun. Yang ada di otaknya hanya untuk kebaikan warga kebanyakan. Ngga harus Betawi asli,..itu pemikiran ‘kolot’.

Sekarang coba pikir…lihat aja trotoar di Jakarta. Ini yang paling simpel deh. Yang memakai untuk kepentingan pribadi berapa ribu? Mereka orang-orang kecil? Bukan. Orang kaya juga banyak yang pura-pura buta dengan itu.

Terus...lain lagi cerita soal si Air dan si Minyak: Indomaret dan Alfamart. Sudah 'kesetanan' mereka berdua sampai-sampai sudah tidak berpikir mau usaha warung kecil banyak yang sekarat. Membabibuta, penuh emosi dan kayak anak kecil.

Yang seperti ini mau diimbau saja? Bullshit.

Jadi, jakarta butuh pemimpin super. Kalau berhasil memimpin Jakarta, berarti Anda boleh memimpin Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun