Dua hal: Jalan-jalan alias traveling dan fotografi adalah hal yang akrab sekali. Seperti the dan gula. Tidak harus menyatu, tapi kalau tidak, kurang manis untuk dikenang. Menceritakan secara verbal saja ngga seru.
Di era digital, jalan-jalan tanpa fotografi malah dianggap kuno. Setidaknya menggunakan kamera hanphone sudah cukup apalagi makin lama makin hebat teknologi kamera digital hanphone.
Tapi, adakalanya, kamera bukan hanya sekadar barang untuk merekam perjalanan kita. Kreatifitas fotografi malah kadang-kadang membuat perjalanan kita jadi menantang dan malah bisa ‘menghasilkan”. Berikut adalah tips, lebih tepatnya sharing pengalaman saya selama jalan-jalan sambil berfotografi:
1.Peralatan yang simple, tapi powerful. Ingat in bukan perjalanan kerja. Ini jalan-jalan yang pasti membawa banyak hal ngga cuma peralatan fotografi. Dari pakaian sekoper, laptop, toiletries, buku, peta dll. Dan jangan sampai justru peralatan fotografi yang’ terlalu lengkap’ malah nyusahin. Dan ingat bahwa di perjalanan kita akan bakal menemui hal-hal yang menantang, berbahaya dan di luar dugaan. Juga akan bertemu banyak orang yang mungkin akan jadi subjek foto kita. Tapi, kita juga butuh peralatan yang ngga asal bisa merekam. Kita perlu kamera, lensa dan peralatan lain semisal tripod yang cukup baik supaya gambar kita bisa bertahan di masa depan manakala fotografi sudah semakin canggih. Dewasa ini cukup ramai muncul kamera mirrorless. Kecil tapi punya hasil sama dengan kamera DSLR. Ini jadi pilihan bagus. Jika belum punya, silakan juga bawa DSLR dengan lensa super zoom seperti 18-200mm.
2.Tripod/penyangga. Penting banget sebab memungkinkan kita motret pada malam hari dan dalam keadaan agak gelap di dalam ruangan. Tripod yang dibutuhkan tentu tripod yang simple saja. Tersedia di pasaran tripod traveler. Ini jenis tripod nan ringan dan kecil tapi cukup menyangga kamera kita. Atau belilah gorillapod. Tripod serbaguna.
Pada keadaan gelap, speed yang dipakai kamera kita akan sangat rendah. Tak pakai tripod, gambar yang diambil akan goyang/blur/shake.
3.Kartu memori. Jangan berfikir minimalis untuk yang satu ini. Sekarang cukup murah kartu memori yang ada di pasaran. JIka habis di tengah jalan, dan masih banyak subjek yang akan difoto, bisa menyesal seumur hidup. Satu hal lagi, jika kita punya waktu dan tempat untuk mem-back up akan lebih baik. Kehilangan kartu memori juga akan mungkin terjadi. Atau, error pada kartu memori selagi masih di kamera.
4.Charger kamera : Ini juga penting untuk terutama untuk perjalanan yang berhari-hari.
5. Setting: Untuk kecepatan menangkap moment, saya anjurkan set terlebih dulu kamera kita pada “Program”. Jika masih ada kesempatan, silakan set pada di “aperture priority’ atau ‘speed priority’. Settingan ini memungkinkan kita masih bisa berkreatifitas tapi juga dengan cepat menangkap moment. Jika kita tidak mengerti setting kamera, “Auto” pun bukan sesuatu yang haram dan bikin kita ngga pede. Bagaimana kita bercerita lewat foto lebih penting daripada settingan itu.
6.Pelajari dulu karakteristik tempat yang kita kunjungi: Alam, budaya, dan manusia suatu tempat sangat berbeda kadangkala. Jauh lebih baik jika kita mengenal dulu sebelum kita ‘ditolak’ di suatu tempat. Soal budaya, terutama, ini yang perlu kita cermati mana yang boleh dan mana yang dilarang. Fotografi saat ini beda dengan 10-15 tahun lalu yang sulit mencari info suatu tempat. Sekarang, tingga googling, semua info akan tersedia. Jadi, jangan sampai kita memotret suatu subjek yang tidak pantas di suatu tempat.
7.Bercerita. Seperti halnya kita bercerita lewat kata-kata, fotografi travel akan menceritakan perjalanan kita lewat visual. Ceritakanlah hal-hal unik, menarik, seolah-olah setelah jalan-jalan keluarga kita, teman kita akan kita ceritakan. Tapi bikinlah menjadi enjoy, fun dan jangan terbebani.
8.Cuaca. Mulailah bercerita dari pagi. Di mana semua orang mememulai aktivitasnya. Dan pencahayaan jauh lebih cantik. Tapi jika cuaca buruk? Tidak masalah, karena cuaca buruk adalah bagian dari cerita kita. Atau, masuklah ke dalam ruangan: museum, rumah adat, rumah penduduk untuk mendokumentasikan hal-hal yang ada di dalam. Manfaatkan cahaya dari jendela. Atau jika terpaksa nyalakan flash-nya.
9. Share it:. Buatlah presentasi foto kita dengan ukuran foto yang lebih kecil. Ceritakan ke orang-orang terdekat atau ke semua orang lewat internet. Maka, perjalanan Anda akan lebih terasa berarti jika kita share.
Demikian sharing pengalaman saya. Lets have fun!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H