“Mama tidak adil, aku laptopnya standar, punya kakak laptopnya canggih, macbook lagi”. Bersungut-sungut Si Kecil yang ketika itu masih duduk di bangku SMP, protes karena merasa kakaknya lebih dapat keistimewaan.
Jangan sepelekan ketika anak merasa bahwa dia diperlakukan tidak adil. Hal seperti ini dapat membuat anak berkecil hati, yang jika dibiarkan akan membawa efek buruk seperti rasa rendah diri, atau juga kemarahan yang akhirnya merenggangkan hubungannya dengan anggota keluarga yang lain.
Apa makna adil?
Jika anak kecil ditanya, apa itu adil, maka dia akan mendefinisikannya sebagai perlakuan yang sama. Sama rata, sama besar, sama banyaknya, sama mahalnya, dan berbagai sama yang lainnya.
Padahal makna adil sesungguhnya adalah berpegang pada kebenaran, tidak sewenang-wenang, sesuai dengan yang dibutuhkan.
Jadi dalam keluarga, sesungguhnya adil adalah ketika kita memberikan kepada anak (baik benda maupun perlakuan) sesuai dengan porsinya, sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pertimbangan yang benar.
Jadi ketika kakaknya mendapat laptop yang lebih canggih, sedangkan adik yang standar, itu adil. Karena kakak kuliah di jurusan desain komunikasi visual, sehingga membutuhkan laptop dengan spesifikasi khusus. Sedangkan adik, penggunaan laptop baru sebatas mengerjakan tugas sekolah.
Apa yang harus dilakukan ketika anak merasa diperlakukan tidak adil?
1. Beri penjelasan konsep adil yang sebenarnya, karena selama ini mereka melihat dari "kacamatanya" saja
Coba perhatikan apa yang terjadi di sekolah. Ketika guru membagikan makanan, semua anak akan mendapatkan potongan kue yang sama besarnya. Permen dengan jumlah yang sama. Nasi goreng dengan porsi yang sama banyaknya.
Maka tidak heran pengertian adil bagi anak adalah semua harus sama.
Sekolah tidak salah, karena pembagian itu diberikan pada anak dalam satu kelas yang sama usianya, dan dianggap sama kebutuhannya.
Namun anak perlu paham, bahwa dalam realitas, kebutuhan setiap orang tidaklah sama. Adik sudah kenyang dengan nasi goreng seporsi kecil, tapi Pak Ipul, yang badannya jauh lebih besar, butuh setidaknya tiga kali porsi adik baru cukup. Sedangkan adik kalau diberikan tiga porsi, pasti sangat kekenyangan atau bahkan tidak habis.
Adik dapat naik undakan menuju mal dengan mudah, tapi orang yang mengalami masalah dengan kaki dan duduk di kursi roda tidak bisa naik undakan, membutuhkan jalur yang khusus dibuatkan untuk mereka.
Perlakuan yang berbeda untuk Pak Ipul ataupun orang yang duduk di kursi roda, bukan tidak adil, bukan karena mereka lebih diistimewakan. Ini diberikan karena mereka memang membutuhkannya. Sesuai dengan keadaan mereka.
2. Libatkan anak dalam situasi yang nyata
Walau sudah dijelaskan seperti di atas, belum tentu seorang anak dapat langsung paham. Akan baik jika anak diajak merasakan sebuah situasi secara langsung sehingga benar-benar mengerti bahwa kondisi semua orang tidaklah sama.
Contoh ketika berbelanja ke pasar. Tentunya anak selama ini kita berikan kesempatan membantu dengan mengangkat kantong belanja yang ringan saja. Yang lebih berat kita yang bawa.
Nah, anak boleh diajak mencoba, mengangkat belanjaan sama berat dengan yang kita bawa. Tentunya anak akan merasa berat dan tidak sanggup setelah beberapa saat, sedangkan kita masih tidak masalah dengan beban tersebut.
Di sini anak belajar, bahwa adil bukan berarti harus selalu sama. Justru tidak adil dan tidak benar jika anak kecil disuruh menanggung beban yang sama seperti orang dewasa.
3. Gali lebih jauh apa yang tersembunyi dari keluhan tidak adil
Sudah dijelaskan, sudah pula diajak mengalami sebuah situasi yang membuktikan bahwa beda orang beda kondisi dan kebutuhan, tapi anak tetap menganggap dia tidak diperlakukan tidak adil.
Bisa jadi anak sebenarnya hanya mau bilang bahwa dia juga ingin diperhatikan. Sebuah situasi, seperti kehadiran adik baru, pasti menyita waktu dan tenaga ibu sehingga kakaknya merasa tidak diperhatikan lagi.
Ajak anak bicara apa yang dia rasakan. Coba dengarkan apa yang dia rasakan. Mungkin memang kita yang tanpa sadar agak mengabaikannya.
Beri perhatian juga, bila perlu ajak kakak untuk terlibat bersama-sama saat mengurus adik bayi. Perasaan penting dan ikut berperan dapat menghilangkan rasa diabaikan.
Begitu pula jika anak mengeluh bahwa dia diperlakukan tidak adil oleh gurunya. Gali lebih jauh apa yang terjadi, bila perlu minta waktu untuk bertemu dengan gurunya.
Sampaikan bahwa penting bagi kita memastikan bahwa anak dapat menjalankan kewajibannya di sekolah. Tanyakan apakah ada yang bisa kita bantu, apakah ada kendala baik dari sisi kemampuan ataupun perilaku anak kita.
Komunikasi positif yang dilakukan bersama guru dapat memberikan kita gambaran situasi yang terjadi atas keluhan anak terkait guru untuk dicarikan solusinya.
Menanamkan konsep yang benar perlu dilakukan oleh orang tua sebagai guru pertama bagi anak. Kesalahan anak memaknai sebuah konsep, dapat berlanjut hingga dewasa, sehingga dapat menimbulkan salah pandangan yang dapat menimbulkan masalah baginya maupun bagi lingkungannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H