Angel anak yang cantik, secantik arti namanya, malaikat. Sejak awal masuk, langsung menyita perhatian guru-guru TK dengan mata lentik dan hidung bangirnya, ikal rambutnya pun sangat menawan. Gerak-geriknya perlahan, tidak heboh seperti anak TK lainnya. Semua guru yang melihat berharap mengajar anak seperti Angel, sedap dipandang dan tampak mudah diatur.
Sampai setelah pembelajaran berlangsung sekian hari, guru kelasnya mulai menangkap ada yang salah dengan Angel. Dia memang tenang pembawaannya, tapi terlalu tenang. Seakan masuk ke dunianya sendiri.
Saat semua murid berebut menjawab pertanyaan setelah guru membacakan cerita, Angel hanya menatap teman-temannya, atau gurunya, atau bahkan kadang dinding kelas. Pertanyaan guru hanya dijawab dengan gelengan kepala.
Begitu pula saat semua anak heboh memilih mainan saat dibawa ke sentra bermain peran, Angel hanya berdiri memandang.
“Angel, ayo dipilih mau main apa?” undang bu guru. Angel belum bereaksi, setelah panggilan kesekian, mengambil satu mainan, dipegang hanya sebentar, lalu tenggelam lagi dalam dunianya sendiri.
Guru kelas mulai cemas, dan meminta bantuan guru bimbingan konseling/BK sekolah untuk ikut melakukan observasi, karena dalam semua kegiatan, partisipasinya Angel nyaris nol besar. Kemampuan mengikuti instruksi, keterampilan motorik seperti menggunting, mewarnai, semuanya jauh dibandingkan teman-temannya.
Hasil rangkaian observasi yang dilakukan guru BK menunjukkan bahwa ada perbedaan cukup jauh pada capaian perkembangan Angel dibanding seharusnya pada anak seusianya. Diputuskan sudah waktunya mengundang Mama Angel untuk menjelaskan kondisi putrinya.
Dengan sangat berhati-hati pihak sekolah menceritakan apa yang mereka temui terkait perkembangan Angel, serta menunjukkan foto serta video Angel saat beraktivitas. Tanpa ada pernyataan dari sekolah bahwa Angel tidak normal, hanya menginformasikan bahwa Angel tampak berbeda keaktifan maupun keterampilan motoriknya.
Tapi sebelum pihak sekolah bisa menyampaikan lebih jauh, sudah muncul ledakan kemarahan
“Tidak ada keturunan anak tidak normal di keluarga kami!!!” Mama Angel bersikeras bahwa anaknya baik-baik saja.