Hai penjahat !
Ya ! Kau penjahat !
Yang mengendap-endap menunggu waktu tepat
Untuk memasukkan anak-anak bulu malang
Ke dalam karung gelap
Di kala sang induk berjuang mencari makan
Hai pengecut !
Ya! Kau pengecut !
Kau takut dilihat orang
Saat mencampakkan anak-anak bulu malang
Ke tempat sampah terjauh yang kau bisa
Padahal hujan sedang turun dengan derasnya
Punya mata tapi buta
Tidak kau lihat geletar badan mereka saat kau campakkan.Â
Bertelinga tapi tuli
Tidak kau dengar tangisan  anak bulu malang
Yang memekik ketakutan mencari induk
Tidak kau dengar jeritan induk yang putus asa
Berteriak memanggil-manggil anaknyaÂ
Kau penjahat yang pengecut !!!
Mengganggu Kata mu
Lalu apakah itu memberimu hak atas hidup mereka?
Kotor Kata mu
Mengapa malah kau kotori tangan mu dengan dosa?
Berjuta derita menyiksa anak -anak bulu malang
Tangisan keras berubah menjadi rintihan lirih
Sebelum akhirnya  mereka menari di surga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H