Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Single Mom, Jangan Jadi Toxic

26 April 2022   17:00 Diperbarui: 28 April 2022   03:14 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi single mom.| iStockphotos/fizkes via grid.id

Bahkan walaupun masing-masing sudah menemukan pasangan hidup baru, kebiasaan mengisi waktu bersama tetap dilanjutkan sehingga anak tidak merasa bahwa ayahnya hilang dari kehidupannya.

Sumber: Freepik/Design by Canva, Dok Pribadi
Sumber: Freepik/Design by Canva, Dok Pribadi

3. Mencari Sekutu

Di setiap kesempatan, selalu menceritakan keburukan mantan pasangannya. Baik kepada keluarga, teman, bahkan kepada anak-anaknya sendiri. Sesungguhnya ini menunjukkan ketidakpercayaan terhadap diri sendiri yang besar. 

Perlu dipahami bahwa kita tidak dapat membuat diri kita terlihat baik dengan memburuk-burukkan orang lain. Kita tidak akan terlihat besar jika terus mencoba mengecilkan yang lain.

Meskipun seandainya perpisahan itu terjadi karena sikap buruk dari pasangan, cukuplah kita saja yang tahu dan menyimpannya dalam-dalam. Menceritakan keburukan ayah kepada anak, sesungguhnya melukai dan menimbulkan kesedihan di hati mereka.

Jika anak bertanya mengapa memutuskan berpisah, cukup sampaikan bahwa ada perbedaan prinsip hidup yang menyebabkan harus berpisah. Tidak ada yang benar dan salah di sini. 

Sesungguhnya pernikahan yang berakhir dengan perceraian, pasti menimbulkan kekecewaan dan kesedihan bagi pasangan yang mengalaminya. Namun perlu diingat, bahwa anak-anak juga tidak kalah sedihnya. Mereka sangat rentan terhadap dampak buruk dari perceraian kedua orangtuanya. 

Single mom perlu berjuang mengatasi emosi negatif yang timbul akibat dari perceraian. Berdamai dengan mantan pasangan dan berdamai dengan hati kita sendiri adalah adalah sikap bijak yang membuat situasi sulit menjadi lebih mudah. 

Upaya Mengatasi Emosi Negatif akibat Perceraian

1. Hidup Pada Saat Ini 

Kejadian yang sudah berlalu tidak dapat kita ulang kembali. Penyesalan dan sikap menyalahkan diri sendiri maupun mantan pasangan hanya akan menghabiskan energi kita. 

Begitu juga masa depan, adalah sesuatu yang masih jauh dan tidak dapat ditebak. Memikirkan masa depan secara berlebihan juga hanya menimbulkan rasa khawatir dan menguras energi. 

Pusatkan perhatian, pakai energi kita untuk saat ini. Lihat apa yang bisa diperbuat untuk memperbaiki keadaan. Ada sebuah pepatah,"There is a will, There is a way", selalu ada jalan keluar jika kita punya niat dan kemauan untuk mencarinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun