Mohon tunggu...
Prajna Delfina Dwayne
Prajna Delfina Dwayne Mohon Tunggu... Penulis - Lulus dari Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan tahun 2022. Saat ini bekerja sebagai Legal Manager and Government Relationship di Rekosistem, perusahaan pengelolaan sampah berbasis teknologi.

Tujuan publikasi di Kompasiana untuk menggali potensi sebagai penulis, melatih metode penelitian, dan memperdalam kemampuan analisis. "Learn, unlearn, relearn"

Selanjutnya

Tutup

Diary

Berakhir Pekan di Kawasan Blok M

30 Juli 2023   22:54 Diperbarui: 30 Juli 2023   23:02 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kawasan Blok M merupakan kawasan favorit anak muda di tahun 1980 - 1990 an. Blok M sempat sepi karena pandemi, banyak toko yang tutup. Terutama kawasan pertokoan di bawah terminal Blok M. Hanya menyisakan beberapa pelapak yang masih bertahan, seperti pelapak yang menjual aksesoris alat elektronik, penjual kaus kaki, dan pedagang kelontong yang menjual apa saja yang sekiranya dibutuhkan calon penumpang transjakarta. 

Berbeda dengan Blok M Square dan Plaza Blok M, tempat ini masih ramai pengunjung dan menurutku masih menjadi favorit. Bukan hanya untuk anak muda (ABG), tapi seluruh kalangan. Pengunjung dapat menikmati sejumlah kuliner nusantara di bagian basement. Seperti yang aku dan temanku lakukan di minggu ini, menikmati segelas teh talua dan semangkuk soto padang di salah satu kantin padang favoritku - Kantin Mak Datuak. Dengan harga yang terjangkau, kami bisa menikmati makanan dan minuman ini dengan nyaman, karena ada pendingin ruangan. Sirkulasi udaranya pun baik, meskipun pengunjung diperbolehkan merokok di dalam mall. 

Selain kuliner khas Padang, pujasera ini juga menyajikan beragam pilihan makanan dan minuman lainnya. Misalnya, penyetan yang menyajikan berbagai olahan ikan dan ayam dengan pilihan sambal yang beragam pula, seperti dabu-dabu, balado, terasi, dan lain-lain. Ada pula kuliner khas Papua yang menyajikan olahan beragam jenis ikan yang dimasak bumbu kuning, hingga menyediakan Papeda. 

Setelah makan siang, kami pun menyempatkan diri untuk hunting buku bekas dan sekadar melihat-lihat toko kaset yang masih bertahan. Kelebihan membeli buku bekas di Blok M Square adalah kami bisa melakukan tawar menawar dengan Penjual. Berbeda dengan buku yang dijual di lokapasar, biasanya sudah merupakan harga pasti. Timbul kepuasan tersendiri ketika bisa membeli barang dengan harga hasil negosiasi. Apalagi ditengah pudarnya budaya tawra menawar sejak semakin menjamurnya lokapasar. 

Perut kenyang hati pun senang. Kami berjalan kaki dari Blok M Square ke Taman Literasi Martha Tiahahu untuk membaca buku yang baru saja dibeli. Sebenarnya, tanpa membeli buku pun, kami bisa membaca buku yang ada di perpustakaan mini yang terletak di sudut taman. Ruangannya memiliki pendingin ruangan sehingga nyaman disinggahi meski matahari sedang terik-teriknya. Atau, pengunjung juga bisa membaca dan memilih buku di bookhive yang terletak di luar taman. (Tapi gak siang-siang juga deh, terima kasih hehehe).

Minggu depan, aku akan kembali berakhir pekan di Blok M. Sendirian pun aku mau. Sejauh ini aku merasa aman dan nyaman. Meskipun demikian, memang harus tetap sadar untuk menjaga barang bawaan. Aku juga berencana untuk membawa Sampah Anorganik yang sudah aku "Pilah dan Kemas" di rumah untuk aku "Setor" ke Waste Station Rekosistem yang berada tepat di samping Taman Literasi Martha Tiahahu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun