Malaysia adalah sebuah negara yang berada pada kawasan Asia Tenggara, dilansir dari Wikipedia negara yang memiliki ibu kota Kuala lumpur ini memiliki jumlah penduduk sebesar kurang lebih 34 juta Pada tahun 2024, negara ini dipisahkan oleh 2 kawasan yakni wilayah semenanjung Malaysia dan wilayah Malaysia Timur yang berbatasan langsung dengan wilayah Kalimantan Indonesia. Negara ini merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957 adapun bentuk Negara ini yakni bentuk Negara Federal yang terbagi oleh 13 Negara Bagian dan 3 wilayah federal.
Suku Bangsa MalaysiaÂ
Ada tiga etnis besar yang ada di Malaysia saat ini yakni etnis Melayu, Etnis Tionghoa dan Etnis India (Khasmir), etnis Melayu yang sering disebut bumi Putera merupakan etnis terbesar dari ketiga etnis tersebut. Adapun sejarah keberadaan bangsa Cina dan India dimalaysia disebabkan oleh sejarah panjang kolonial. Dilansir dari Bangladeshi.ca. semuanya berawal pada penjajahan Inggris pada tahun 1824, Inggris mengirim ribuan pekerja dari Tionghoa dan India ke Malaysia untuk membantu mengeksploitasi sumber daya yang ada di Malaysia, keberadaan tersebut akhirnya mengalami perkembangan hingga saat ini.
Keberagaman menciptakan Masalah
Layaknya Indonesia di era 90an terjadi gejolak antar suku bangsa, begitupun juga yang terjadi di Malaysia yang pada akhirnya mempengaruhi identitas dari Malaysia itu sendiri, seperti yang kita ketahui Malaysia acap kali mengklaim objek budaya Indonesia, tentu hal tersebut menandakan bahwa Malaysia mengalami krisis identitas, namun ada masalah yang lebih pelik daripada itu yakni perdebatan terkait bahasa nasionalnya sendiri.
Bahasa Malaysia
Dilansir dari Wikipedia bahasa resmi negara Malaysia yakni bahasa Melayu, Menurut pasal 152 Undang-undang dasar perserikatan Malaysia disebutkan bahwa "Bahasa Kebangsaan ialah bahasa Melayu" akan tetapi perdebatan muncul saat ini di Malaysia terkait bahasa. Hal tersebut salah satunya dilatarbelakangi oleh Bahasa Indonesia Menjadi bahasa yang diakui sebagai bahasa resmi konfrensi umum UNESCO, pengakuan bahasa Indonesia tentu menjadi perdebatan mengingat ibu dari bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu itu sendiri. Hal itu menandakan bahwa Malaysia gagal merawat dan membesarkan bahasa Melayu.
Bahasa Melayu dimalaysia walaupun secara konstitusional merupakan bahasa kebangsaan namun pada implementasi nya etnis China dan etnis India lebih memilih bahasanya sendiri untuk dipergunakan dalam berkomunikasi sehari-hari hal tersebut tentu mencederai semangat nasional kebangsaan. Bukan hanya itu bahasa Melayu Malaysia saat inipun juga jauh dari kemurniannya karena kebanyakan tercampur dengan bahasa inggris.
Dilansir dari akun tiktok Malaysia Tribune dengan headline "Dewan kecoh bergaduh pasal bahasa dan identiti" diperlihatkan perdebatan antara anggota parlemen terkait identitas Malaysia, anggota parlemen dari etnis China mendebat bahwa bahasa cina juga merupakan identitas Malaysia mengingat etnis cina merupakan bagian dari Malaysia juga, debat kusir antar anggota parlemen Malaysia yang sering terlihat di sosial media menandakan bahwa negara tersebut sampai sekarang belum menyelesaikan identitas nasional perihal bahasa.
Kebebasan sekolah-sekolah China dan India menggunakan bahasanya sendiri juga menandakan bahwa penerapan aturan konstitusi tidak berjalan efektif melalui penguatan hukum. Bahkan ada sebuah kisah dari orang etnis Tionghoa Indonesia yang berwisata ke Kuala lumpur (akun tiktok Mok Sijau 979) menceritakan bahwa pada saat masuk restoran Chinese merasa kebingungan dikarenakan orang sekitar sama sekali tidak memahami dan tidak bisa berbahasa melayu ,mereka hanya bisa menggunakan bahasa Mandarin . Tentu hal tersebut sangat jauh berbeda dengan etnis tionghoa dinegara kita bahkan di negara kita dibeberapa wilayah etnis Tionghoa bisa berbahasa daerah, salah satunya di Surabaya banyak orang Tionghoa berbicara dengan bahasa Jawa yang sangat medok.
Kekuatan sumpah pemuda.