Mohon tunggu...
Teguh Ilham
Teguh Ilham Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya adalah orang Indonesia yang kebetulan lahir di Padang. Sedang menempuh Pendidikan di Jatinangor.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puasa di Antara Dua Agama, Agama di Antara Dua Puasa

8 Agustus 2011   09:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:59 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dua Tahun lalu,

Hati-hati bergaul dengan orang Kristen nak, jangan sampai terpengaruh...

(pesan mama sebelum melepasku di BIM, Padang)

Hari Pertama Ramadhan, sebuah sms masuk,

Selamat menunaikan ibadah puasa, sodara...

Seperti biasa, tanpa berpikir panjang setiap pesan yang mengucapkan selamat berpuasa langsung kubalas dengan..

“Waalaikumsalam, semoga amal ibadah kita diterima disisi Allah”

Upss..ternyata yang mengirim tadi Ais, seorang teman Kristen asal Papua, cepat-cepat saya minta maaf karena tadi kubalas dengan waalaikumsalam. Tapi sebelum sempat kupencet tombol send, sms balasannya masuk duluan,

“Makasih doanya ya, Sodara. Semoga puasa kita di terima di sisi-Nya, amiin”

Kita?? saya bingung. Ais kan kristen tulen? Tanpa mau berspekulasi aneh-aneh, selimut tebal itu langsung kembali menutupi tubuh ku pagi itu.

Siang nya,

“ Ali, gak capek puasa-puasa gini nge-cat terus , istirahat dulu sana. Kan ada Ais yang mau ngelanjutin sampai tuntas, hehe.. ”, candaku pada mereka. Ternyata Ali mengamini ajakanku. Sedangkan Ais tetap bekerja.

Kerena merasa tidak enak dengan Ais, ku tawarkan segelas air kepadanya. Ais tersenyum dan meletakkannya di sebuah kursi di sampingnya.

“Kok tidak diminum yah, mungkin dia menghormati ku yang sedang puasa”, sebuah spekulasi sederhana melintas.

Di hari ketiga Ramadhan, ku lihat Ais mencangkul di taman Desa. Terlihat muka Ais begitu pucat dan pipinya kelihatan mencekung.

“Ais, wajah mu pucat sekali, kayak orang puasa saja, makan dulu sana, ntar sore aja dilanjutin lagi”, candaku. Ais tersenyum. Dia pun pulang untuk istirahat.

Sore harinya. Sebuah HP yang di cash di kamar ku berdering, tanpa basa-basi langsung ku buka smsnya,

Shalom, kamu masih kuat puasanya kan nak?, awalnya mama ragu lho kamu bisa puasa nazar 3 hari nonstop. Ntar malam kamu “tutup” puasanya makan apa?”

Astaga, ternyata aku salah ambil HP, itu HPnya Ais. Memang sih HP kami mirip.

Tapi, tunggu.. Ais puasa tiga hari nonstop??.

Haaah...

Jadi selama tiga hari ini..??.

Malam harinya ku kirimkan sebuah SMS ke nomor Telkomsel nya mama untuk mama yang jauah di kampuang sana,

“Ma, aku dapat pelajaran dari teman Kristen, lho.. ^_^”

Aku pun ngobrol dengan Ais sambil menunggu balasan sms dari mama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun