Mohon tunggu...
Puji Nur Hidayat
Puji Nur Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Penulis Freelance

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kotak Curhat, Sebuah Kotak Kecil Penuh Cerita

24 Oktober 2023   10:30 Diperbarui: 24 Oktober 2023   10:33 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kotak Curhat adalah sebuah program di kelas 5A SD Negeri Keputran A yang berfungsi sebagai wadah curhat bagi siswa.  Semua siswa dapat menuangkan perasaan emosional yang dihadapinya dan belajar terbuka kepada orang lain melalui Kotak Curhat. Siswa dapat menulis curhatannya pada kertas yang telah tersedia dan memasukannya ke dalam kotak. Berbagai permasalahan, keluhan, maupun kritik saran bisa ditulis siswa melalui Kotak Curhat.

Saya memulai dengan pengenalan program kepada siswa pada pertengahan Agustus. Saya menjelaskan tujuan dari "Kotak Curhat" sebagai tempat untuk mengungkapkan perasaan siswa tentang masalah keluarga, di kelas, atau sekadar menuangkan unek-unek mereka. Siswa-siswa sangat antusias untuk mencobanya.

Hampir setiap hari Saya memberikan motivasi kepada siswa untuk terbuka dan tidak malu dalam menceritakan permasalahannya melalui Kotak Curhat. Saya juga menekankan bahwa hanya diri Saya yang tahu tentang isi curhatan siswa. Hal tersebut dikarenakan pada awal pelaksanaan program ini banyak tulisan spam atau tidak penting yang dimasukan oleh siswa. Bahkan, awal-awal masih sedikit siswa yang curhat tentang masalahnya.

Saya menjadwalkan waktu setiap hari setelah pembelajaran untuk memeriksa Kotak Curhat. Ini adalah momen yang saya nantikan untuk mendengar apa yang siswa ingin sampaikan. Meskipun tidak semua siswa menulis curhatannya, namun setidaknya ada satu siswa yang menulis curhatan pada setiap harinya.

Ketika menemukan curhatan dari siswa, Saya dengan cepat mencari tahu dan saya menindaklanjutinya. Apabila curhatan tersebut berkaitan dengan masalah keluarga, Saya berbicara dengan siswa lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang situasi mereka. Jika perlu, Saya berkomunikasi dengan orang tua untuk mencari solusi bersama.

Sebagian besar, siswa menuliskan curhatan tentang kejadian di kelas. Misalnya tentang siswa yang mengejek temannya, melakukan kesalahan, atau sekedar rasa kesal dengan temannya. Terkadang cerita yang mereka tulis membuat saya terpingkal-pingkal atas kelakuan siswa.

Suatu ketika, seorang siswa menuliskan curhatannya tentang rasa cemburunya terhadap kakaknya di rumah. Siswa ini merasa bahwa orang tuanya lebih sayang kepada kakaknya dibandingkan dirinya. Terlebih setelah kakaknya pindah ke Pondok Pesantren, siswa ini semakin iri karena berbagai permintaan kakaknya dituruti oleh orang tuanya. Setelah membaca curhatan tersebut, kemudian Saya menghubungi orang tuanya melalui WhatsApp. Respon dari orang tua menyatakan bahwa anaknya memang terlihat iri atas perlakuan mereka kepada kakaknya. Meski demikian, siswa tersebut sudah mendapatkan penjelasan dari orang tuanya. Sebagai pembelajar, kemudian Saya juga menguatkan siswa tersebut untuk tidak bersikap iri terhadap perlakuan orang tuanya  kepada kakaknya.

Saya menyadari bahwa program "Kotak Curhat" memberikan suara kepada siswa yang mungkin memiliki kesulitan dalam berbicara langsung. Mereka merasa lebih nyaman mengekspresikan diri melalui tulisan. Beberapa siswa mulai merasa lebih dekat satu sama lain karena mereka memahami bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi masalah. Ada siswa yang memiliki perubahan positif dalam suasana hati mereka setelah mengekspresikan perasaan mereka. Mereka terlihat lebih bahagia dan bersemangat dalam pelajaran. Menindaklanjuti curhatan siswa ke orang tua membantu menciptakan kolaborasi yang positif antara rumah dan sekolah dalam mendukung perkembangan siswa.

Program "Kotak Curhat" telah membawa dampak positif pada lingkungan kelas 5A. Saya berharap dapat terus meningkatkan dan memperluas inisiatif ini untuk mendukung perkembangan karakter, memahami emosi, dan membantu siswa menjadi individu yang lebih baik secara holistik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun