Mohon tunggu...
Prahoro Yudo Purwono
Prahoro Yudo Purwono Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Dedikasi tanpa batas untuk negeri!

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pilih Parkir On Street atau Off Street? (Sebuah Studi Mengenai Polemik Parkir Perkotaan)

17 November 2020   06:00 Diperbarui: 17 November 2020   06:12 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara besar yang memiliki jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia. Jumlah penduduk yang banyak dan kemajuan teknologi saat ini, khususnya kendaraan bermotor, menyebabkan penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia cukup tinggi. Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada 2015 mencapai 121,39 juta unit. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, dari angka tersebut yang paling banyak adalah sepeda motor dengan jumlah 98,88 juta unit (81,5 persen). Diikuti mobil penumpang dengan jumlah 13,48 juta unit (11,11 persen), kemudian mobil barang 6,6 juta unit (5,45 persen), serta mobil bis dengan jumlah 2,4 juta unit (1,99 persen) dari total kendaraan (katabooks.katadata.co.id, 2017).

Dengan jumlah penggunaan kendaraan bermotor yang tinggi menyebabkan meningkatnya peluang pencurian kendaraan bermotor. Berdasarkan catatan kepolisian di Indonesia, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan kasus pencurian bermotor sebanyak 99% (Aprilian, 2016). Penyebab maraknya kasus pencurian ini salah satunya adalah karena jasa parkir di Indonesia yang tidak profesional. Alasan tidak profesionalnya adalah karena metode yang digunakan tidak memberikan jaminan keamanan dan efisiensi parkir. Di sisi lain, jasa parkir yang lebih aman di sebagian besar tempat seperti mall, kampus, dan instansi-instansi menerapkan peraturan bahwa setiap akan membawa keluar kendaraan bermotor dari tempat parkir harus menunjukkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Di satu sisi kewaspadaan terhadap pencurian kendaraan bermotor dapat ditingkatkan. Namun di sisi lain terdapat masalah baru lagi. Banyaknya kendaraan bermotor yang diparkir dan saat keluar harus menunjukkan dahulu STNK menyebabkan tidak efisiennya waktu, antrian panjang terjadi, dan risiko kehilangan STNK yang meningkat karena seringnya intensitas mengeluarkan STNK. 

Pada dasarnya masyarakat tidak suka mengantri terlalu lama. Masyarakat lebih suka hal yang efektif dan efisien. Parkir dengan menunjukkan STNK memakan banyak waktu dan tidak efisien. Namun sampai saat ini belum ada solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga banyak masyarakat Indonesia pada akhirnya memilih parkir di pinggir jalan atau biasa disebut parkir on street. 

Sistem parkir on street merupakan sistem parkir di mana kendaraan bermotor diparkir di pinggir jalan. Sistem parkir ini memiliki tingkat efisiensi lebih tinggi karena penggantian kendaraan secara cepat dapat terjadi. Namun permasalahan lain yaitu ketika parkir di pinggir jalan akan memakan bahu jalan dan dapat menyebabkan kemacetan. Selain itu tingkat
kehilangan kendaraan juga semakin tinggi karena akses melarikan diri bagi pencuri lebih mudah. 

Sedangkan yang kedua yaitu off street, di mana sistem ini merupakan tempat parkir yang berada di dalam pusat perbelanjaan, pasar, kampus, maupun sekolah. Sistem ini memiliki kelemahan dimana penggantian kendaraan tidak bisa dengan cepat dilakukan sehingga memungkinkan terjadinya antrian kendaraan
yang panjang. Belum lagi saat akan keluar, pemilik kendaraan harus menunjukkan STNK dan terjadi pengecekan sebelum akhirnya boleh keluar. Hal ini memakan waktu yang lebih lama dan tidak efisien. Namun, dengan sistem ini keamanan kendaraan lebih terjamin (Purnomo, 2014). 

Padahal, karakteristik masyarakat Indonesia pada umumnya adalah suka dengan hal-hal yang cepat dan simpel. Mereka tidak suka menunggu terlalu lama, ingin selalu aman dan terhindar dari kejahatan. Namun, dengan sistem parkir yang diterapkan sekarang ini, semua keinginan masyarakat di Indonesia
tersebut tidak dapat dipenuhi. Setiap sistem parkir di Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga tidak mampu memenuhi semua karakteristik masyarakat. Hal ini merupakan polemik yang menjadi bagian dari kehidupan parkir Indonesia, khususnya di perkotaan yang intensitas penggunaan kendaraan bermotornya jauh lebih banyak dan padat dibandingkan di pedesaan.

Jadi, kamu termasuk yang suka off street atau on street? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun