Mohon tunggu...
Psychoedu
Psychoedu Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memaksimalkan Potensi Siswa: Integrasi Kecerdasan Majemuk dan Gaya Belajar

17 Juli 2024   08:20 Diperbarui: 17 Juli 2024   08:29 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah Menengah Atas merupakan jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan pengkhususan. Dengan mengetahui potensi diri dan gaya belajar serta kecerdasan majemuk maka diharapkan para siswa sekolah menengah atas bisa melakukan proses pembelajaran yang maksimal. Strategi pembelajaran yang diberikan oleh tenaga pendidik di sekolah pasti beragam, maka dari itu untuk memaksimalkan potensi pembelajaran siswa perlu mengidentifikasi kekuatan masing-masing strategi belajar yang tepat.

Di Indonesia, tahap operasional formal terjadi pada usia sekolah menengah (SMP dan SMA). Penalaran pada tahap operasional formal ditandai dengan kemampuan berpikir tentang ide-ide abstrak, menyusun ide dan dapat menalarkan tentang apa yang akan terjadi kemudian. 

Pada tahap operasional, individu dapat melakukan penalaran hipotetiko deduktif, yang berarti bahwa individu dapat menyusun hipotesis (dugaan terbaik) tentang cara untuk memecahkan masalah dan mencapai kesimpulan secara sistematis (John W Santrock, 2012). 

Pendidikan menjadi suatu akses yang sesuai untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia. Pendidikan tidak hanya beriorentasi pada peningkatan dalam bidang akademik tetapi non akademik juga perlu diperhatikan. Pendidikan dilakukan secara menyeluruh dalam pengembangan intelektual maupun kepribadian anak (Dimyati, 2015). Dengan mengetahui hal tersebut, maka proses pendidikan yang komperhensif sangat diperlukan untuk mencapai perkembangan remaja yang optimal.

Berlandaskan hal tersebut, tim dosen dari Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Melakukan Program Pengabdian kepada Masyarakat yang dikemas dalam bentuk pelatihan dengan menggali potensi diri siswa jenjang SMA. Tim yang terdiri dari Prahastia Kurnia Putri, M.Psi, Psikolog, Melani Aprianti, M.Psi, Psikolog, ini membantu siswa dan sekolah menemukan modalitas belajar dan kecerdasan majemuk pada siswa kelas 8. Hasilnya kemudian diserahkan kepada siswa terkait dan guru. 

Menurut DePorter & Hernacki (1992), modalitas belajar terdiri dari tiga yaitu visual (belajar dengan cara melihat), auditori (belajar dengan cara mendengar) dan kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. 

Dengan mengetahui kecenderungan input sensoris tubuh, maka individu dapat menyusun strategi paling optimal untuk menyerap informasi-informasi yang diberikan selama pembelajaran sehingga nantinya dapat berguna untuk mengoptimalkan potensi dari masing-masing siswa.

Sumber:

DePorter, B., & Hernacki, M. (1992). Quantum Learning: Unleashing the Genius in You. Dell Publishing. https://books.google.co.id/books?id=J_CunnywR-IC

Santrock, John W. (2012). Life-Span Development: Perkembangan Masa-Hidup Edisi Ketigabelas JILID 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Dimyati, & Mudjiono. (2015). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun